NU KETAPANG - Berdasarkan hisab
(perhitungan) Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di
Jakarta, bahwa pada hari ini, Ahad Pon 29 Syawwal 1441 H yang bertepatan dengan
21 Juni 2020 M., akan terjadi peristiwa langit langka berupa Gerhana Matahari
Cincin (Annular). Sebagian besar Indonesia berkesempatan menyaksikan Gerhana
Matahari ini meski dalam wujud Gerhana Sebagian, karena hanya sebagian kecil
paras Matahari yang tertutupi oleh Bulan.
Gerhana Matahari (kusuf asy–syams) terjadi saat Bumi, Bulan dan
Matahari benar–benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif
tiga–dimensi dengan Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Dalam khasanah
ilmu falak, Gerhana Matahari terjadi bersamaan dengan konjungsi Bulan–Matahari
(ijtima’) dengan Bulan menempati salah satu di antara dua titik
nodalnya. Titik nodal merupakan titik potong khayali di langit dimana orbit
Bulan tepat memotong ekliptika (masir asy–syams), yakni bidang edar
orbit Bumi dalam mengelilingi Matahari.
Sebagai akibat kesejajaran tersebut maka pancaran sinar Matahari yang
menuju ke Bumi akan terblokir sedikit oleh Bulan. Maka peristiwa Gerhana
Matahari selalu terjadi di siang hari. Mengingat ukuran Bulan jauh lebih kecil
dibanding Bumi, maka pemblokiran tersebut tidak terjadi secara tidak merata di
sekujur paras Bumi yang sedang terpapar sinar Matahari pada saat itu. Melainkan
hanya di sektor–sektor tertentu saja yang bergantung pada geometri orbit Bulan
kala kesejajaran tersebut terjadi.
Pengumuman yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah PBNU, Insya’ Allah akan
terjadi peristiwa GMC pada Ahad Pon 29 Syawwal 1441 H/21 Juni 2020 M. Untuk
ibukota propinsi se–Indonesia GMC tersebut akan terjadi dengan fase–fase, dalam
waktu setempat, dan durasinya (dalam jam–menit –detik). Untuk wilayah
Kalimantan Barat khusus di Pontianak, fase awal pukul 14:18:53, fase
pertengahan pukul 15:15:40, fase akhir 16:05:14, dengan durasi gerhana selama
1j 46m 21d.
Mengutip jadwal waktu gerhana matahari cincin wilayah kabupaten dan kota se
Kalimantan Barat sebagaimana yang dikeluarkan TribunPontianak.co.id pada hari
Sabtu 20 Juni 2020, untuk wilayah Kabupaten Ketapang fase awal pukul 14:27,
fase pertengahan pukul 15:17, fase akhir 16:00, dengan durasi gerhana selama 1j
33m.
Menindak lanjuti surat dari Lembaga Falakiyah PBNU Jakarta, Ketua Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si.,
meminta agar peristiwa langit yang sangat langka ini perlu disambut dengan
penyelenggaraan ibadah, seperti shalat gerhana jika memungkinkan untuk
dilaksanakan, atau minimal dengan memperbanyak dzikir. Kalaupun ingin
mengadakan kegiatan pengamatan Gerhana Matahari dan kegiatan lainnya agar tetap
memperhatikan protokol pencegahan penularan penyakit Covid–19.
H. Satuki memandang bahwa peristiwa Gerhana Matahari yang terjadi pada
hari ini, sesungguhnya juga tak lebih sebagai tanda atau ayat. Menurutnya,
patut disyukuri bahwa dengan gerhana ini telah memiliki pengetahuan lebih baik
dalam memahami Gerhana Matahari, yang termaktub dalam ilmu falak.
“Demikian pula pandemi Covid–19 yang terjadi hari ini, juga merupakan tanda
kebesaran Allah SWT, dengan adanya virus baru yang tak pernah dikenali
sebelumnya sepanjang sejarah. Pada saat ini ilmu kedokteran mulai berhasil
menguak sebagian sifat virus penyebab penyakitnya. Semoga ada hikmahnya dibalik
semua kejadian ini.” Pesan H. Satuki. (anuk).