Kaum muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah,
Pertama dan yang utama marilah kita panjatkan puja sepadat
jiwa serta puji sepenuh hati kehadhirat Allah Swt Rabbul Izzati, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahNya sehingga Alhamdulillah sebentar
lagi kita bersama akan menunaikan salah satu kewajiban kita, yakni melaksanakan
shalat Jum’ah berjamaah.
Shalawat seiring
salam semoga terlimpahruah kepada nabi akhir zaman, Baginda Nabi Besar
Muhammad Rasulullah Saw yang senantiasa kita rindukan syafa’atnya hingga hari
kemudian.
Marilah kita bersama meningkatkan kadar takwa kita kepada
Allah Swt. Takwa dalam arti menjalankan
segala perintah-perintahNya serta berusaha menjauhi segala larangan-laranganNya.
Kaum muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah,
Terlalu banyak pesan-pesan positif yang dapat kita petik
dari pandemi Covid-19. Tentunya hal ini hanya dapat kita rasakan apabila kita
menyadari sepenuhnya bahwa dibalik ujian ini pasti ada hikmahnya, pasti ada
banyak ibroh yang bisa menuntun kita ke arah yang lebih baik “fa’tabiruu ya
ulil albaab” (maka ambillah sebagai ibroh hai orang-orang yang berakal)
demikian peringatan Allah Swt dalam al-Qur’an.
Tidaklah Allah Azza Wajalla memberikan ujian dan cobaan kepada
orang-orang yang beriman, melainkan sebagai pertanda sifat Rahman dan Rahim-Nya
jua. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat
Ibnu Yahya Suhaib bin Sinan r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Sungguh
mengagumkan kepribadian orang mukmin karena semua urusannya memiliki nilai
baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang mukmin,
اِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّأُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا
لَهُ وَاِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّأُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya: Apabila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan
dia bersyukur, maka dia mendapatkan kebaikan. Dan apabila ditimpa sesuatu yang
menyedihkan dia bersabar, maka dia mendapatkan kebaikan pula” (HR. Muslim).
Kaum muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah,
Setelah beberapa bulan kita disibukkan dalam menghadapi virus berbahaya ini, sekarang kita memasuki
sebuah kondisi pada apa yang disebut sebagai new normal, atau normal baru atau
kelaziman baru.
Pembiasaan-pembiasaan sebagai ikhtiar mencegah penyebaran virus Corona dengan cara yang amat sederhana, dari mulai full aktifitas di rumah atau stay at home, rajin mencuci tangan dengan sabun, rajin memperhatikan kebersihan lingkungan, tidak sembarangan berjabat tangan dengan orang yang tidak begitu dikenal, hati-hati dalam mengkonsumsi makanan/minuman dan lain sebagainya.
Pembiasaan-pembiasaan sebagai ikhtiar mencegah penyebaran virus Corona dengan cara yang amat sederhana, dari mulai full aktifitas di rumah atau stay at home, rajin mencuci tangan dengan sabun, rajin memperhatikan kebersihan lingkungan, tidak sembarangan berjabat tangan dengan orang yang tidak begitu dikenal, hati-hati dalam mengkonsumsi makanan/minuman dan lain sebagainya.
Adalah sejatinya ikhtiar yang teramat sederhana karena
pastinya siapapun bisa melakukannya baik sendirian maupun berkelompok. Namun
sekalipun begitu berdampak positif bagi keberlangsungan pola hidup kita
selanjutnya baik pribadi maupun bersama-sama.
Pertanyaannya, setelah kita melewati fase menghadapi
pandemic, pada saat di mana kita sudah dinyatakan membaik atau menuju bebas
dari virus tersebut “apakah pembiasaan-pembiasaan positif itu tetap dilanjutkan, ataukah sekedar
menjadi cerita masa lalu yang amat romantis ?”
Jama’ah rahimakumullah,
Mari kita simak pelajaran yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita dalam surah an-Nahl ayat 92 ; ada
seorang perempuan yang dari hari ke hari ia memintal benang, merajut selembar
demi lembar. Lama-lama dari ratusan ribu benang itu jadilah selembar kain, indah
nian untuk mempercantik badan. Tetapi ternyata si perempuan tadi mengurai
kembali benang-benang yang sudah dirajut atau dipintalnya. Begitu seterusnya.
وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّتِي نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا
مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثٗا…
“… dan janganlah
kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat, menjadi berceraiberai kembali……….” (QS. An-Nahl : 92).
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.
Kadang karena sebuah situasi dan kondisi tertentu, terpaksa
atau tidak terpaksa kita melakukan hal-hal yang baik. Tetapi biasanya apabila
situasi dan kondisi sudah dianggap baik atau stabil, kita cenderung mengulang
kebiasaan-kebiasaan negative yang sering kita lakukan. Itulah makna dibalik
teks ayat 92 surah an-Nahl tersebut. Misalnya selama bulan Ramadhan kita
ditempa dengan latihan fisik dan mental demi menyempurnakan shiyam Ramadhan,
namun seiring dengan berakhirnya bulan suci itu, kita kembali dan kembali
mengulang perilaku-perilaku buruk kita.
Saudara-saudaraku, kaum muslimin sidang Jum’ah yang
berbahagia.
Sesungguhnya new normal itu adalah sebuah tatanan baru untuk
merubah cara berfikir dan berperilaku kita yang cenderung negative. Tidak
peduli terhadap kebersihan fisik dan lingkungan sekitar, tidak peduli terhadap
halal-haramnya sebuah makanan/minuman dan sebagainya. Perubahan cara pandang
dan berperilaku yang tidak baik menjadi lebih baik itu sebenarnya hal yang
tidak sulit untuk diikhtiari. Siapapun bisa, dan sangat sederhana ibarat
pedagang sering mengatakan “murah meriah” Tetapi begitulah kita dari hal yang
kecil dan sederhana saja kita sering mengabaikannya.
Mari memasuki new normal ini kita tetap beramal, artinya
tetap bisa beraktifitas yang positif, menyenangkan dan tentunya diridhoi Allah
Swt. Terlalu berlebihan dalam mensikapi dan menghadapi sebuah persoalan, tentu
tidak boleh. Sebagaimana halnya
menyederhanakan perkara besar itu berbahaya. Tetapi memulai sesuatu yang besar
dari hal-hal yang kecil dan sederhana adalah
hal yang sangat utama.
وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ . إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ
اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ
وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ َ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً
وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ . رَبَّناَ
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى
اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
Oleh : Muhammad Nashir Syam
Wakil Sekretaris
PCNU Ketapang