ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ الَّذِى جَعَلَ
شَهْرَ الْمُحَرَّم اوَّلَ السِّنِيْنَ وَاَوَّلَ الشُّهُوْرِ احْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدَ عَبْدٍ شَكُوْرٍ ﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥْ ﻻَ ﺍِﻟﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ شَهَادَةً
تَكُوْنُ لَنَا ذُخْرًا عِنْدَ الْمَلِكِ الْغَفُوْرِ ﻭَﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥَّ سَيِّدَنَا وَ ﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ﻭَرَسُوْلُهُ
الْهَادِى مِنَ الضَّلاَلِ اِلَى الْهُدَى وَمِنَ الظُلُمَاتِ اِلَى النّوْرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ سيِدِنَا مُحَمَّد بَدْرِ الدُّجَى
وَنُوْرِالدَّيْجُوْر وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلَى
يَوْمِ يُنْفَخُ فِى الصُوْرِ. ﺍَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ : ﻓَﻴَﺎﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ : ﺍُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﺘَﻘْوىَ
ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻃَﺎﻋَﺘِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ . ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ
ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢِ : ﻳَﺎﺍَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍَﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ
ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺍِﻻَّ ﻭَﺍَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥ
Kaum Muslimin Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Pertama dan yang paling utama, marilah kita memanjatkan puja
sepadat jiwa, serta puji sepenuh hati kehadlirat Allah Swt Rabbul Izzati, yang
telah memberi kita nikmat Iman, Islam, kesehatan dan kesempatan sehingga
sebentar lagi kita bersama akan menunaikan salah satu kewajiban kita, yakni
shalat Jum’at berjamaah.
Shalawat seiring salam semoga senantiasa terlimpah ruah pada
Paduka Junjungan Alam Sayyidina wa Maulaana Muhammad SAW yang telah membebaskan
umatnya dari kegelapan kepada cahaya
yang terang benderang, yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa’atnya hingga
hari kemudian.
Hadirin yang dirahmati Allah.
Marilah kita tingkatkan kadar takwa kita kepada Allah SWT
dengan berusaha dan terus berusaha untuk
menjalankan segala perintah-perintahNya serta berusaha untuk
meninggalkan larangan-laranganNya. Taqwa adalah benteng utama dan pertama dalam
menghadapi dan mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan.
Jama’ah rahimakumullah.
Tidak terasa sekarang kita sudah membuka pintu gerbang tahun baru Islam 1442 H, tentunya kita harus
banyak bersyukur bahwa nikmat Allah SWT begitu sangat besar dianugerahkan
kepada kita, yakni berupa usia yang panjang sehingga tahun-tahun berlalu telah
kita lewati dengan segala suka-duka dan kenikmatan yang diberikan oleh ilahi.
Apabila kita renungkan, pergantiaan tahun baru itu berarti bertambahnya usia,
tapi justeru sekaligus mengurangi jatah hidup kita di alam fana ini. Ahli
tasawuf mengatakan :
الأيام صحاءف الأجال فخلدواها بأحسن الأعمال
“Hari-hari yang kita lalui
sejatinya adalah lembaran-lembaran menuju kematian, maka kekalkanlah itu dengan
sebaik-baik amalan”
Bahkan kalau kita berfikir barang sejenak, maka sesungguhnya Allah SWT telah memberikan
banyak pelajaran berharga kepada kita-tentu bagi kita yang terbuka mata
hatinya. Yakni pada awal tahun 2020 Allah SWT memberikan ujian berupa wabah
pandemic Covid-19, efeknya sangat dirasakan bagi hampir seluruh sendi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. Bahkan
dalam bidang agama, terjadi pertentangan dalam hal mensikapinya. Tapi
Alhamdulillah, sebagai sebuah pembelajaran positif bagi kita semua dengan
momentum membuka gerbang tahun baru Islam ini, mari luka lama kita obati. Kita
sepakat membuka lembaran baru, semangat baru, hidup dengan tatanan dan
kelaziman baru.
Seyogyanya, apabila kita mau mentafakkurinya dalam momentum
pergantian tahun ini yang layak kita lakukan adalah meningkatkan ibadah,
memperbanyak dzikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil seraya berdoa kepada
Allah SWT semoga kita senantiasa sehat dan tetap dalam lindunganNya,
dianugerahi usia yang panjang, yang berkah untuk menambah amal ibadah dan
menebus dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan, dilapangkan rezeki yang
berkah, dimudahkan dalam segala urusan dan cepat beroleh jodoh bagi yang belum
mendapatkan, tetapi tidak usah menambah bagi yang sudah mendapatkan.
Bagi yang sedang merintis usaha, berdagang-misalnya kita doakan semoga dagangannya cepat laris manis dan rezekinya berkah. Bagi yang sedang sakit, semoga lekas disembuhkan dan sehat kembali. Bagi yang sedang berladang, semoga berhasil dalam panennya agar bisa berbagi rezeki dengan saudara-saudaranya yang kurang mampu. Bagi yang berternak sapi atau kambing, semoga usahanya berhasil. Hewan piaraanya gemuk dan sehat-sehat, semoga semuanya berkah, Aamiin Allahumma Aamiin.
Bagi yang sedang merintis usaha, berdagang-misalnya kita doakan semoga dagangannya cepat laris manis dan rezekinya berkah. Bagi yang sedang sakit, semoga lekas disembuhkan dan sehat kembali. Bagi yang sedang berladang, semoga berhasil dalam panennya agar bisa berbagi rezeki dengan saudara-saudaranya yang kurang mampu. Bagi yang berternak sapi atau kambing, semoga usahanya berhasil. Hewan piaraanya gemuk dan sehat-sehat, semoga semuanya berkah, Aamiin Allahumma Aamiin.
Tahun baru Islam 1442 H mesti dihadapi dan disambut dengan
optimis, Insyaallah tidak ada kesulitan bagi yang mau berusaha, tidak ada
kegagalan bagi yang mau mencoba dan mencoba. Kegagalan itu sendiri pada
hakikatnya adalah keberhasilan yang tertunda.
Hadapilah tahun baru ini dengan sikap yang wajar, karena
menurut keyakinan kita, pergantian masa
itu adalah sunnatullah atau sesuatu yang memang sudah diatur oleh Allah.
Demikian Maha Kata Ilahi Rabbi menyebutkan dalam kalam sucinya ;
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (QS. Al-Baqarah 164) .
Kaum Muslimin Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Hari ini, Jum’at tanggal 9 Muharram, disebut juga dengan
yaumut Tasu’a. Besok adalah tanggal 10, disebut sebagai yaumul Asyura. Ada apa
di yaumul Asyura ?
Dari beberapa riwayat yang shaheh dijelaskan bahwa pada
yaumul Asyura ini ada beberapa peristiwa penting, yaitu ;
1. Nabi Adam as bertaubat kepada Allah Swt dan meminta
ampunanNya pasca dikeluarkan dari surga. Pada tanggal 10 Muharram inilah taubat
Nabi Adam as diterima Allah dan diampuni segala dosanya.
2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh as di bukit Zuhdi. Sebagian
riwayat lain menyebutkan kapal Nabi Nuh itu mendarat di gunung Ararat, sekarang
wilayah Turki.
3. Selamatnya Nabi Ibrahim as dari siksa atau dibakar oleh Raja Namruz.
4. Dibebaskannya Nabi Yusuf as dari penjara.
5. Nabi Yunus as keluar dari perut ikan Hiu (atau ikan Nun).
6. Disembuhkannya oleh Allah, Nabi Ayyub as dari penyakitnya
yang menjijikkan.
7. Diselamatkannya Nabi Musa as dan umatnya dari pengejaran
Fir’aun di Laut Merah.
Jama’ah rahimakumullah,
Dari uraian di atas nyatalah bagi kita, bahwa hari Asyura
merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa, bahkan umat
Yahudipun memuliakannya. Rasulullah Saw menganjurkan kepada kita agar kita
mengisinya dengan amaliah yang baik, yaitu :
1. Melaksanakan puasa sunnah pada hari ke-9 atau yaumut
Tasu’a dan hari ke-10 atau yaumul Asyura. Beliau bersabda bahwa barangsiapa
yang berpuasa pada hari Asyura maka akan diahapuskan dosanya setahun yang lalu.
2. Memperbanyak sedekah, yaitu menyantuni anak-anak yatim,
kaum kerabat, dhuafa dan mereka yang membutuhkan.
3. Memperbanyak dzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Swt
agar dihindarkan dari segala bala’ dan marabahaya.
Selain ke-7 peristiwa penting tadi, 10 Muharram juga
menyimpan kenangan pahit, sejarah kelam bagi umat Islam sepanjang sejarah,
yaitu tragedi Padang Karbala. Apa yang dimaksud dengan tragedi Padang Karbala ?
Tragedi padang Karbala yaitu peristiwa syahidnya cucu
kesayangan Rasulullah Saw, yaitu Imam Husein bin Ali Bin Abi Thalib ra dalam
sebuah pertempuran yang tidak seimbang antara rombongan Husein yang berjumlah
72 orang (terdiri dari 32 orang prajurit berkuda, 40 orang pejalan kaki,
anak-anak dan perempuan) berhadapan dengan 4.000 pasukan Yazid bin Muawiyah,
yang dipimpin oleh Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash.
Para ahli tarikh Islam sepakat bahwa peristiwa atau tragedi
Padang Karbala terjadi pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H bertepatan dengan
tanggal 10 Oktober 680 M. Antara lain dijelaskan dalam Kitab Bidayah wan
Nihayah karya Ibnu Katsir, Mausu’ah al-Hasan wal Husein karya Syaikh Hasan
al-Husaini dan buku karya Sejarawan Muslim Afghanistan Tamim Ansary : Destiny
Disrupted ; a History of the World Through Islamic Eyes.
Sejarah bercerita panjang tentang pembangkangan Mu’awiyah Gubernur Damaskus yang tidak
mengakui kekhalifahan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, bahkan menuduh Ali berada
dibalik terbunuhnya Utsman bin Affan ra “the man behind the gun” . Kemudian berujung pada perang saudara,
menyusul syahidnya Ali. Kemudian al-Hasan bin Ali menyerahkan kekhalifahan
kepada Muawiyah. Maka semenjak saat itu, sistem khilafah berakhir, berganti ke
sistem pemerintahan monarchi absolut.
Saat Muawiyah wafat kekhalifahan diserahkan kepada putranya
Yazid. Sayidina Husein tidak mau berbaiat dan tidak mengakui kekhalifahan Yazid
bin Muawiyah, itulah yang membuat Yazid marah. Maka konflik antara Yazid bin Muawiyah dengan sayidina Husein bin
Ali sejatinya lebih didominasi oleh konflik politik, bukan konflik pemahaman
agama. Sekalipun tidak dinafikan konflik
politik itu akhirnya memunculkan konflik pemahaman keagamaan, berupa munculnya
aliran-aliran atau firqoh-firqoh theologi.
Firqoh-firqoh di kalangan ulama menimbulkan kegundahan dan
kegalauan di tengah-tengah umat. Sebuah kewajaran sejarah karena dalam banyak
episode sejarah Islam, dimulai dari semenjak Rasulullah SAW wafat, persoalan
politik yang ujung-ujungnya menghasilkan perpecahan dalam tubuh umat Islam
sudah kenyang dijadikan sebagai sebuah catatan kelam. Bukankah Umar Ibnu
Al-Khatthab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan bahkan cucunda Nabi yaitu
Al-Husein syahid dibunuh oleh lawan-lawan politiknya ? Kalau umat berselisih
pendapat, maka ulama-lah yang menjadi penengahnya. tapi kalau ulama' yang
berselisih, maka pertanyaannya : siapa yang bisa mendamaikannya ?
Setiap tanggal 10 Muharram (atau hari Asyura) kita
diingatkan peristiwa Padang Karbala itu, dan manakala kita merenungkannya
betapa sedih dan pilu hati kita. Cucu kesayangan Rasulullah Saw, yakni
Sayyidina Husein dibunuh secara biadab, kepalanya dipenggal dibuat mainan oleh
orang-orang fasik laknatullah.
Kaum Muslimin Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Bulan Desember ini kita akan memasuki pesta demokrasi.
Dengan berusaha belajar dari torehan sejarah masa lalu, kita tentu banyak
berharap agar pemilihan kepala daerah ini janganlah dijadikan arena pembantaian
satu sama lain, apalagi sesama muslim. Sekalipun berbeda partai, sekalipun
berbeda pilihan dan mungkin orang yang kita jagokan kalah misalnya, tapi
persatuan dan kesatuan harus senantiasa dikedepankan.
Jangan sekali-kali saling mengkafirkan. Jangan merasa
pilihannya paling benar. Mari jadikan pesta demokrasi ini sebagai ajang
pertarungan ide atau gagasan, bagaimana mensejahterakan rakyat. Kenapa ini
penting untuk dicamkan, karena kita pernah beberapa kali dikorbankan oleh
sebuah pertarungan politik yang tidak sehat, yang ujung-ujungnya nyawa melayang
seolah tak berharga sama sekali.
Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 103 :
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا
تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ
أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ
إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم
مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَهۡتَدُونَ
“Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk”
Jamaah rahimakumullah,
Rasanya tidak terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa
Ketapang adalah miniatur Indonesia.
Semua agama ada di Ketapang, dari Islam yang mayoritas, Katholik, Protestan,
Hindu, Buddha, Khong Hucu bahkan penganut Kepercayaan. Demikian pula etnisnya :
ada Melayu, Dayak, Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Padang, Tionghoa dan masih
banyak lagi. Mari kita rawat kemajemukan itu dengan baik. Perbedaan itu pasti
adanya, tapi persatuan dan kesatuan itu wajib dieratkan.
Marilah kita jadikan momentum 10 Muharram ini sebagai proses
perenungan bagi kita bersama bahwa perbedaan cara pandang diantara kita pasti
terjadi, karena itu sebagai sebuah keniscayaan. Tapi mari kita mensikapinya
dengan bijak. Apabila kita mampu mengelolanya dengan baik, maka perbedaan
pendapat, perbedaan dalam memilih pemimpin dan sebagainya akan menjadi sebuah
orkestrasi dan harmonisasi yang indah. Sebagaimana sebuah taman, apabila semua
ditanami bunga mawar, maka tak elok dipandang. Tapi apabila ditanami beraneka
bunga, maka tampak sedap dipandang mata.
Ibroh dari peristiwa tragedi Padang Karbala 10 Muharram
adalah manakala egosime kelompok, egoisme peribadi dan egoisme kepentingan
dikedepankan tanpa mufakat dan musyawarah maka ujung-ujungnya adalah perpecahan
bahkan pertumpahan darah.
Terlebih lagi kita baru saja merayakan Hari Kemerdekaan RI
yang ke-75. Dan kemerdekaan yang kita peroleh itu adalah semata-mata atas
berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa. Oleh karenanya merawat persatuan dan
kesatuan dalam konteks mengisi kemerdekaan RI itu menjadi tanggung jawab kita
bersama, semua elemen bangsa : pemerintah, tokoh agama, pemimpin formal dan non
formal, pemuda dan kaum wanita, kaum cerdik cendekia, akademisi, politisi dan
bahkan rakyat biasa.
Demikian khutbah Jum’at kita hari ini, semoga dengan
menghayati nilai-nilai sejarah 10 Muharram dan intisari hikmahnya kita semakin
menjadi jiwa-jiwa yang bertakwa, kesalehan individual dan social. Semoga Allah
Swt meridloi dan membimbing kita bersama. Aamin Ya Rabbal Alamin, Selamat Tahun
Baru Islam 1442 H.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ
اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ
وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ َ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً
وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ . رَبَّناَ
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى
اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
Penulis : Muhammad Nashir Syam
Wakil
Sekretaris PCNU Ketapang