NU KETAPANG - Pengasuh Pondok Pesantren Hidayaturrahman, Kalinilam, Ketapang, Kalimantan Barat, KH. Jema'ie Makmur mengakui kewalian Gusdur. Gusdur adalah Wali Masyhur. Ada ungkapan para penziarah Walisongo, kalau tidak ziarah ke makam yang sepuluh ini kurang afdhol dan kurang lengkap.
"Untuk membesarkan nama beliau, pantas beliau itu mendapat gelar wali ke sepuluh. Dan terbukti sisi makam beliau kehidupan ekonomi, kehidupan agama dan apa saja terjaga dan terpelihara. Tukang parkir, para pedagang dan semuanya dapat mengambil manfaat sampai hari ini, walau beliau sudah tidak ada." Kata Kyai Jema'ie dalam Tausyiahnya pada acara Haul ke-11 Gusdur yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ketapang di Sekretariat NU Ketapang, Rabu (30/12) malam.
Baca juga:
Gusdur santai saja menghadapi, walau persoalan itu berat. Orang yang bisa melakukan seperti itu adalah orang yang berjiwa besar. Jabatan tertinggi di negeri ini adalah Presiden, tapi Gusdur tidak terlalu memaksakan diri, padahal punya kekuatan untuk melakukan pertahanan dan perlawanan. Tapi itulah kebesaran jiwa seorang Gusdur.
"Mudahan-mudahan menjadi inspirasi dan contoh bagi pemimpin-pemimpin bangsa manapun, termasuk bangsa kita Indonesia, untuk lebih mengedepankan persatuan dan kebersamaan dari sekedar hanya mempertahankan sebuah kekuasaan yang mungkin dengan menumpahkan darah dan sebagainya." Jelas Kyai Jema'ie.
Baca juga:
"Mudahan-mudahan pikiran besar Gusdur itu dalam memandang sisi kemanusiaan, dengan menempatkan sisi yang sama, menjadikan contoh bagi kita dalam beradaptasi, berkomunikasi dan bergaul dalam hal kehidupan muamalah dunia kepada siapapun." Kata Kyai Jema'ie. (anuk).