NU KETAPANG - Kalau banyak warga NU yang masih mengalami masalah dalam kehidupan ekonominya, apakah itu tanggung jawab Nahdlatul Ulama? Sebetulnya bukan, itu adalah tanggung jawab negara. Kenapa? karena warga Nahdlatul Ulama ini adalah warga negara kesatuan Republik Indonesia.
Demikian dikatakan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf pada acara pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) VIII Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat di Aston Hotel Pontianak, Sabtu (29/7/2022) malam.
Menurut Gus Yahya sapaan akrabnya, Negara ini dibentuk dengan pemerintahannya untuk mengupayakan dan mengikhtiarkan memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia, yang tanggung jawab adalah negara.
"Kalau ada banyak warga Nahdlatul Ulama yang masih rendah pendidikannya, tanggung jawab siapa? tanggung jawab negara. Bukan tanggung jawab dari Jam'iyah Nahdlatul Ulama. Negara yang bertanggung jawab, karena mereka ini adalah warga rakyat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.
Kalau ada warga NU yang kesulitan dalam mengakses pasilitas kesehatan, maka menurut pria ini, negara juga yang harus bertanggung jawab. Karena negara yang menguasai bumi laut dan udara diseluruh wilayah NKRI untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat.
Namun demikian menurut Katib PBNU masa khidmat 2015-2020 ini, karena NU ini mewarisi tradisi keulamaan dari pada kyainya, maka NU pun harus diharapkan untuk melaksanakan peran riayatul ummah, sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama NU.
"Karena itulah maka NU tidak berlepas tangan dari berbagai macam masalah sosial yang ada. NU tidak juga berlepas tangan dari apa yang selama ini diupayakan oleh Pemerintah atas nama negara didalam perjalanan menuju cita-cita proklamasi kemerdekaan RI," jelas Gus Yahya dihadapan Gubernur Kalbar dan seluruh undangan.
Dikatakannya lebih lanjut, bahwa dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan negara ini didirikan dengan cita-cita memajukan mensejahterakan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Menurut Gus Yahya, NU tidak berlepas diri dari ikhtiar-ikhtiar pemerintah untuk mewujudkan cita-cita itu. Maka NU pun kemudian berkiprah untuk membantu pemerintah. Karena sudah jelas bahwa dengan cakupan tanggung jawab yang begitu luas. Indonesia memiliki luas wilayah negara yang sama dengan Benua Eropa. Dan punya penduduk terbesar keempat dari seluruh negara-negara di dunia.
Pemerintah dari masa ke masa senantiasa mengalami kendala-kendala untuk bisa mencakup seluruh wilayah tanggung jawabnya itu dalam agenda agenda yang ditetapkan. Untuk pendidikan misalnya, tentu tidak mungkin hanya mengandalkan pemerintah saja di dalam menyelenggarakan pasilitas-pasilitas pendidikan.
"Untuk agenda ekonomi tidak mungkin juga hanya mengandalkan pemerintah saja di dalam mengeksekusinya. Begitu pula dalam bidang-bidang lain, seperti kesehatan, pertanian dan lainnya. Maka NU harus bisa hadir sebagai penyokong membantu perintah dla mencapai tujuan-tujuan dari agenda-agenda itu," jelasnya.
"Karena agenda-agenda itu ditetapkan untuk kepentingan rakyat Indonesia seluruhnya. Dan rakyat ini adalah bagian tanggung jawab riayah dari para ulama kita," tambahnya.
Maka menurut Gus Yahya, sampai titik ini di lingkungan NU tidak kurang 21 ribu sekolah-sekolah dan madrasah. Itu bukan jumlah yang kecil menurutnya. NU punya yang atas nama perkumpulan NU secara langsung tidak kurang dari 43 perguruan tinggi. Sementara kalau dimasukan perguruan tinggi lain di lingkungan NU yang didirikan pondok pesantren dan yayasan tidak kurang lebih dari 200 perguruan tinggi. Rumah sakitpun ratusan, terakhir saya dapat laporan kita punya di lingkungan NU tidak kurang dari 300 rumah sakit dan kelinik-kelinik di seluruh Indonesia.
"Ini upaya kita untuk membantu. Sebenarnya bukan tanggung jawab kita, ini adalah tanggung jawab negara. Tapi karena kita tidak mau berlepas diri dari peran riayah atas umat ini, maka kita juga lakukan selam ini peran-peran yang intinya adalah membantu pemerintah dalam melaksanakan tanggung jawabnya," tandasnya. (anuk).