Bergembira Hadirnya Ramadhan Adalah Cerminan Ketaqwaan




NU KETAPANG - Waktu memang seperti begitu cepat berlalu, tidak terasa kini sudah berada di minggu kedua umat Islam melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan 1440 H. Tamu yang tidak pernah diundang ini telah hadir setiap tahunnya, dengan membawa segala keistimewaanya yang akan diberikan kepada siapa saja yang mau menerima kehadiran bulan yang agung dan mulia ini.

Sangat beruntung jika kehadiran bulan Ramadhan ini disambut dengan suasana kegembiraan dan rasa syukur yang mendalam, laksana kehadiran keluarga atau kerabat tercinta yang sudah sekian lama tidak pernah bertemu, lalu kemudian mereka hadir ditengah-tengah keluarganya. Walaupun kegembiraan itu tentu dalam perspektif yang berbeda dan tentu pula tidak sebanding dengan hadirnya bulan Ramadhan bagi orang yang bertaqwa.

Rasa kegembiran adalah cerminan ketaqwaan dalam hati, karena sejatinya Ramadhan adalah salah satu dari syiar yang harus senantiasa dihormati dan diagungkan. Firman Allah “Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS. Al-Hajj 32).

Sungguh mengherankan jika ada yang justru merasa berat dengan kehadiran Ramadhan. Mereka menganggap Ramadhan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaannya. Sehingga tidak heran jika ada yang menyambutnya dengan biasa-biasa saja, karena mereka menganggap hadirnya Ramadhan dengan segala aktifitas ibadahnya hanyalah rutinitas ibadah tahunan, yang tidak ubahnya seperti bulan-bulan yang lain. Kehadirannya tidak pernah diharapkan dan perginyapun tidak pernah membekas dalam kepribadiannya.

Melihat beberapa keutamaan Ramadhan, Hatta Syamsuddin, Lc. menyebutkan tiga kegembiraan yang menjadi alasan menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Pertama, karena Ramadhan bulan penggugur dosa. Rasulullah SAW bersabda ”Shalat lima waktu, shalat jum’at sampai ke shalat jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya adalah sebagai penghapus (dosa) apabila perbuatan dosa besar ditinggalkan”. (HR. Muslim).

Kehadiran Ramadhan sungguh menjadi momentum untuk membersihkan diri dari segala noda dosa dan kemaksiatan. Ibaratnya pakaian yang sehari-hari dipakai, meskipun tidak terkena lumpur atau kotoran yang jelas, tetap saja harus dicuci karena ada debu yang melekat. Tanpa disadari terkadang ada hal yang dilakukan menyebabkan noda kecil dalam hati, bisa jadi melalui lisan, pandangan, atau bahkan anggota badan.

Kedua, karena Ramadhan merupakan bulan musim kebaikan, semua menjalankan ibadah dengan penuh semangat dan kebersamaan. Inilah yang dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW, tentang Ramadhan sebagai musim kebaikan yang menakjubkan “(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan” ( HR Ahmad).

Begitu mudahnya kebaikan dijalankan. Bersama-sama berada di masjid, mushola, bahkan di rumah-rumah, bagaimana Ramadhan menyinari dengan banyak amal dan kegiatan yang tak putus dan henti-hentinya. Dari mulai pagi hari hingga malam menjelang, bergantian melaksanakan amal kebaikan yang begitu beragam.

Ketiga, karena Ramadhan adalah bulan dimana ukhuwah meningkat. Bagaimana hari-hari ini dipenuhi dengan banyak pertemuan antar jamaah masjid, dari mulai sholat tarawih berjamaah, tadarusan selepas tarawih, sholat shubuh berjamaah hingga maraknya kajian-kajian Ramadhan diberbagai tempat.

Puasa Ramadahan adalah kewajiban yang diperintahkan Allah SWT kepada hambanya untuk ditaati. Tentu tidak mungkin Allah SWT. mensyari’atkan sesuatu yang tidak ada gunanya. Dan ibadah apapun yang Allah SWT ajarkan jika benar-benar dilaksanakan, akan membawa manfaat yang agung bagi manusia itu sendiri.

Akhirnya, semoga kegembiraan dengan hadirnya Ramadhan 1440 H. menjadikan lebih bersemangat dalam mengarungi samudera keberkahan Ramadhan dengan ragam ibadahnya yang mulia. Menjalaninya satu persatu dengan ringan penuh suka cita, agar semua yang dijanjikan bisa didapatkan dalam Ramadhan ini. Semoga Allah SWT memudahkan.

Penulis: H.M. Syafi’ie Huddin, S.Ag.
Sekretaris PCNU Ketapang

Lebih baru Lebih lama
.



.