Meraih Keistimewaan Lailatul Qadar


NU KETAPANG - Salah satu keistimewaan di dalam bulan suci Ramadan ini adalah adanya malam sangat agung dan mulia, yaitu apa yang disebut dengan Lailatul Qadar, suatu malam yang mempunyai nilai lebih baik dari seribu bulan. Karena itu, umat muslim yang mengerjakan ibadah atau amal sholeh lain pada malam ini akan mendapatkan pahala lebih istimewa dan lebih mulia dibandingkan dengan malam-malam lainnya. Jadi,  jika umat Islam beribadah dan beramal soleh di malam Lailatul Qadar ini, maka nilainya akan sama dengan beribadah dan beramal soleh selama 83 tahun.

Kemuliaan Lailatul Qadar ini telah dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an surah al-Qadr ayat 1 sampai 5. Dan dari surah tersebut, dipahami bahwa pada malam Lailatul Qadar ini Al-Qur’an diturunkan Allah dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia). Lailatul Qadar ini lebih baik dari seribu bulan (83 tahun). Dan di malam Lailatur Qadar ini para malaikat dan malaikat Jibril turun ke bumi hingga terbit fajar.

Kata al-Qadar dalam ayat tersebut ditafsirkan oleh Muhammad Abduh, sebagaimana dikutip oleh Syaifullah Amin, bahwa di malam Lailatul Qadar ini Allah telah mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi Muhammad saw. dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Selain itu, al-Qadar juga dapat diartikan dengan al-syarf, yaitu mulia. Maksudnya, bahwa di malam lailatul qadar itu Allah telah mengangkat kedudukan Nabi Muhammad saw, memuliakannya dengan risalah, dan menetapkannya sebagai Rasul terakhir. Di dalam Buku Saku Sukses Ibadah Ramadan yang diterbitkan oleh LTN PBNU (2017:35), dikutip pendapat Faidl al-Qadir yang mengatakan bahwa al-Qadr dapat diartikan keputusan hukum terhadap sesuatu. Pada malam Lailatul Qadar itu malaikat menulis takdir-takdir yang terjadi di malam tersebut sampai dengan satu tahun ke depan (Beni,2019, dalam https://tirto.id/kapan-lailatul-qadar-di-bulan-ramadan-dRPx.)

Menurut Quraish Shihab, kata Qadar sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an dapat memiliki tiga arti yakni (Mohammad Hafid, dalam https://bincangsyariah.com/author/moh-hafid/ ) :

Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5.
Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An'am ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik.
Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26.

Lailatul Qadar ini sesungguhnya tidak hanya memberikan keistimewaan dan kemuliaan bagi bulan Ramadhan, namun juga menentukan seluruh arah kebaikan perjalanan hidup umat manusia (khususnya muslim) dalam setiap bulan. Bahkan lailatul qadar juga menjanjikan suguhan yang sangat menarik bagi umat muslim, yaitu dihapusnya seluruh dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Kapan Lailatul Qadar Hadir

Oleh karena Lailatul Qadar ini memiliki keistimewaan dan keutamaan yang luar biasa, maka keberadaan dan kehadirannya disembunyikan atau dirahasiakan oleh Allah swt. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam betul-betul serius dalam berusaha untuk mendapatkannya, di samping agar tetap istiqamah memaksimalkan ibadah di malam-malam bulan Ramadhan.

Sungguhpun demikian, Nabi Muhammad saw, memberikan gambaran tentang ciri-ciri hadirnya Lailatul Qadar ini, seperti dijelaskan dalam sebuah hadit beliau.

عن ابن عباس : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال في ليلة القدر : ليلة سمحة طلقة لا حارة و لا باردة تصبح شمسها صبيحها ضعيفة حمراء

“Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Saw bersabda tentang Lailatul Qadar:  “yaitu malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.“  (Imam Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 3693)

Petunjuk lain yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad tentang waktu hadirnya lailatul qadar adalah terungkap dalam beberpa hadit beliau berikut ini :
Pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana sabda beliau
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169).
Pada setiap tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017).
Tanggal 9, 7, dan 5 yang tersisa di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari no. 2021)
Dengan memperhatikan petunjuk nabi Muhammad saw. tentang waktu hadirnya Laitaul Qadar tersebut, maka seharusnya umat Islam berbondong-bondong untuk lebih menignkatkan ibadah dan amaliyah lainnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, guna mendapatkan malam mulia dan istimewa tersebut. Dalam kenyataannya, justru sedikit sekali umat Islam yang tertairk dengan hal itu. Jemaah sholat tarawih dan kelompok tadarusan di sepuluh malam terakhit ini justru semakin berkurang jumlahnya dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya. Mereka sudah mulai tertarik dengan menyibukan diri untuk persiapan menyambut datangnya Idul Fitri.

Wallahu ‘A’lamu Bish-Showaf.

Drs. H. As'ad Afifi
Pengurus NU Ketapang


أحدث أقدم
.



.