NU KETAPANG - Ketika kita berjalan di sepanjang
jalan negeri ini, kita akan di suguhkan dengan kemeriahan spanduk, baliho, dan
bendera merah putih yang berkibar di setiap rumah rakyat indonesia. Tidak
ketinggalan di kampung kampung dan lapangan terdekat banyak lomba lomba
agustusan rakyat yang di adakan. Begitu juga di sekolah sekolah, kantor camat,
bupati, gubenur sampai markas TNI, banyak para pelajar yang dengan tekun
menjalani latihan sebagai anggota paskibraka untuk menyambut hari proklamasi
indonesia di tanggal 17 agustus nanti.
Seorang waliyullah yang baru
menghadap keharibaan Allah di kota suci makah, shohibul barokah wal karamah Al
maghfurllah KH.Maemun Zubair pernah menyampaikan sebuah nasehat, bahwa negeri
kita ini sangat luar biasa dan bulan Agustus ini adalah bulan yang istimewa
bagi bangsa indonesia.
Sebenarnya apa yang istimewa dari
negeri khatulistiwa ini....?
Dalam beberapa pendapat ulama
menyebutkan bahwa negeri kita ini merupakan negeri pernah disebut oleh Al
Qur'an surah yang ke 90 yaitu "balad". Yang merupakan penjumlahan
dari kata "indonesia" dari urutan huruf abjad nya, I : 9, N : 14, D : 4, O : 15, N : 14, E : 5,
S :19, I : 9, A : 1. Dan bila dijumlahkan menjadi 90 seperti surah yang ke 90
dalam Al Qur'an yaitu surat Al Balad (sebuah negeri) walaupun jumhur mufassirul
Qur'an mengatakan bahwa yang di maksud dengan "sumpah Allah di surat Al
balad itu adalah kota mekah.
Bila di hitung hitung kata
"Indonesia" itu hanya ada angka 1, 9, 4 dan 5 seperti tahun
kemerdekaan Indonesia.
Beberapa ulama ada yang
mengaitkan istimewanya indonesia dengan sebuah riwayat dari ibnu mas'ud bahwa
Nabi pernah bersabda "Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri diatas angin,
samudera namanya. Apabila ada didengar kabar negeri itu kami suruh engkau
(menyediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri
(itu) masuk islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan(lagi) akan
dijadikan Allah subhanahu wata'ala dalam negeri itu terbanyak dari segala wali
Allah jadi dalam negeri itu".
Riwayat ini ada yang mengaitkan
dengan kota Yaman yang banyak Cucu Rosulullah dan banyak Wali Allah. Tapi dari
hadist itu agak kurang cocok dengan wilayah yaman lebih cocok wilayah Indonesia
yang harus di islamkan dahulu, sebuah negeri banyak samudra , lautan dan banyak
para wali dan ulama' nya sekarang.
Berdasarkan dua dasar di atas
itulah, maka berbondong bondong para penyebar agama Islam yang menurut sejarah
berdatangan ke negeri ini dari kalangan sahabat di jaman kerajaan kalingga
(ratu shima), para wali songo dari generasi pertama sampai generasi ke lima
yaitu jaman Sunan Ampel dan kawan kawan yang legendaris.
Semangat itu juga yang menjadi
pendorong para ulama' NU dari jaman sebelum kemerdekaan sampai jaman
mempertahankan kemerdekaan hingga sekarang selalu gigih dalam membela tanah
air. Tercatat dalam sejarah para ulama NU yang beraliran Aswaja berjuang
membela negeri mengikuti para ulama aswaja jaman dahulu seperti Pangeran Diponegoro,
Kiai Mojo, dan para ulama aswaja lainnya dalam menjaga aqidah ahlussunah wal jama'ah
dan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar.
Sebelum kemerdekaan para ulama NU
berjuang dengan cara kooperatif dan non kooperatif. Yang berjuang non
kooperatif membentuk laskar hisbullah seperti Kiai Zaenal Mustofa dan lain
lain. Yang berjuang secara kooperatif berjuang melalui pendidikan, pondok
pesantren bahkan politik seperti KH. Wahid Hasyim yang merupakan anggota dari
BPUPKI dan PPKI yang merumuskan dasar negara, undang undang dasar Republik Indonesia.
Perjuangan itu tidak selesai
begitu proklamasi di kumandangkan, tatkala belanda datang lagi mau menjajah
NKRI Syeikhul Akbar Hasyim Asy'ari mengeluarkan Resolusi Jihad untuk
pertempuran hebat pada tanggal 10 November 1945.
Setelah dekade itu sekitar tahun
1950-an pada masa orde lama para ulama NU
berjuang melalui jalur partai NU. Sekarang para ulama NU tetap berjuang dalam
membentengi NKRI dari rongrongan dis integrasi bangsa dan menjaga ideologi
bangsa indonesia untuk tetap dalam koridor NKRI, negeri Ahlusunnah wal jama'ah,
negeri baldatun aminatun, negeri baldatun Toyibatun, warobun ghofuur menjadi negeri
"Balad" atau negeri "Samudra" yang disebutkan dalil dalil
di atas.
Selamat ulang tahun NKRI yang ke
74 semoga semakin jaya. Dan semoga perjuangan para ulama NU dalam bingkai NKRI
tetap terus berjalan sampai Tuhan meNUliskan cerita indah tentang "negeri
samudra" dimasa yang akan datang.
Penulis : Iman Setiadi, S.Ag.
Pengurus NU Ketapang