NU KETAPANG - Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang mengadakan Lailatul Ijtima’ dan
Istighotsah. Acara kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Dakwah Nahdlatul
Ulama (LDNU) Ketapang Jum’at (20/9).
Bertempat di Masjid Baitussalam,
Dalong Sukaharja, kegiatan Lailatul Ijtima’ ini selain dihadiri jama’ah masjid setempat
juga hadir jajaran kepengurusan NU Ketapang, seperti Sekretaris PCNU Ketapang Ust.
H. M. Zulkarnain, S.Ag., Katib drh. H. Edi Sujarwo, Wakil Ketua H. M. Syafi’ie
Huddin, S.Ag. serta lembaga dan Banom NU Ketapang.
Acara Lailatul Ijtima’ diawali Shalat
Maghrib berjama’ah. Pengantar dan pembuka acara disampaikan Wakil Ketua PCNU
Ketapang H. Samin Lasio, S.Ag., M.Pd.I. Sementara pembacaan Istighotsah
dipimpin oleh Ust. Herisas, S.Ag., SH., M.HI. wakil Ketua PCNU Ketapang.
Ketua LDNU Ketapang Ust.
Suriyanto, S.Pd.I., M.Pd.I. mengatakan, kegiatan Lailatul Ijtima’ malam ini
adalah kegiatan perdana sejak kepengurusan NU Ketapang masa khidmat 2019-2024.
Lailatul Ijtima’ dan Istighotsah ini menurutnya, akan menjadi kegiatan rutin
LDNU Ketapang.
Baca: Apel Akbar HSN 2019, Panitia Berencana Menghadirkan Pangdam Tanjungpura Sebagai Inspektur Upacara
Baca: Apel Akbar HSN 2019, Panitia Berencana Menghadirkan Pangdam Tanjungpura Sebagai Inspektur Upacara
“Insyaallah kegiatan Lailatul
Ijtima’ dan Istighotsah ini akan terjadwal nanti, setiap bulan akan kita
laksanakan dimasjid-masjid khususnya yang berada di Kecamatan Delta Pawan dan
Benua Kayong.” Kata Suryanto Pengasuh PP. Ibrahimy Kalinimam.
Menurut Ust. Suryanto, kegiatan
Lailatul Ijtima’ dan Istighotsah diadakan guna menjalin dan mempererat hubungan
silaturrahim antara NU yang berada distruktural dan NU yang kultural. Selain
itu juga dalam rangka menghidupkan kembali tradisi-tradisi dan amaliyah NU yang
harus tetap dilestarikan.
Seiring dengan kemajuan teknologi
dan informasi saat ini, menjadi keprihatinan bersama, bahwa hari ini kalau
melihat di medsos, ternyata menurutnya, orang yang alim tidak ada bedanya
dengan mereka yang bodoh dan awam dalam pengetahuan agama.
“Jangan heran jika adab dan
akhlak sudah tidak berlaku lagi, para ulama yang alim dicaci maki, dibully dan
disalahkan oleh mereka yang bodoh dalam pengetahuan agama dan mereka yang baru
belajar agama.” Kata Suryanto.
Menurut Suryanto, amaliyah warga
NU sebagaimana yang sudah dilaksanakan dan diamalkan oleh para ulama-ulama NU terdahulu
semuanya di bid’ahkan dan tidak ada benarnya dimata mereka. Jika orang tuanya
dulu tunduk dan mengikuti apa kata ulama, tetapi saat ini tidak demikian dengan
anak-anak mereka.
Melalui Lailatul Ijtima’ ini, Ketua
LDNU Ketapang mengajak kepada seluruh warga nahdliyin untuk sama-sama
meramaikan kegiatan bulanan ini. “NU
bukan milik golongan atau etnis tertentu, sebab jika melihat sejarah berdirinya
NU Ketapang, ternyata pendiri dan pengurusnya mereka adalah orang asli penduduk
Ketapang yakni orang Melayu, bukan orang Madura atau orang Jawa.” Tutup
Suryanto. (NUK).