NU KETAPANG - Shalat Istisqa’ yang dilaksanakan
pagi ini Minggu (15/9) berjalan lancar sebagaimana yang direncanakan.
Pelaksanaan Shalat Istisqa’ dipasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang
ini bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ketapang, Pengurus
Nahdlatul Ulama Ketapang, Pengurus Muhammadiyah Ketapang, Pengurus Masjid Agung
Al-Ikhlas Ketapang dan instansi terkait lainnya.
Antusiasme semangat para jamaah laki-laki
maupun perempuan menghadiri Shalat Istisqa’ memadati halaman Masjid Agung
Al-Ikhlas Ketapang. Hadir Wakil Bupati Ketapang Drs. H. Suprapto S, Sekda
Ketapang, Kapolres Ketapang, Dandim 1203 Ketapang serta beberapa pimpinan
instansi dinas dan kantor Kabupaten Ketapang.
Panitia penyelenggara Pemda
Ketapang H. Munizar Misdi melaporkan, bahwa Shalat Istisqa’ yang dilaksanakan
ini mengingat kondisi kemarau yang sudah lama di Kabupaten Ketapang semakin
mengkhawatirkan, kabut semakin tebal dengan kebakaran lahan dimana-mana, air
mulai mengering, sehingga berdampak terhadap aktivitas warga masyarakat
Kabupaten Ketapang.
Munizar berharap, mudahan-mudahan
dengan Shalat Istisqa’ pagi ini akan diterima dan segala do’a yang dipanjatkan akan
diijabah oleh Allah SWT. Hujan yang kita minta akan diturunkan sebagai rahmat
dari Allah SWT. “Saya meminta kepada jama’ah yang hadir untuk sama-sama
meluruskan niat dengan tujuan yang sama bahwa kehadiran kita ditempat ini semata-mata
mengharap ridha Allah.” Pinta Kasubag Keagamaan Kesra Pemda Ketapang.
Dihadapan jama’ah dalam
Khutbahnya, KH. Moh. Fasisol Maksum Ketua MUI Kabupaten Ketapang mengingatkan
wajibnya bagi seorang hamba untuk melaksanakan perintah Allah SWT yaitu agar selalu
bertaubat, karena barangsiapa yang bertaubat akan memperoleh keberuntungan dan
bagi mereka yang tidak bertaubat maka ia termasuk orang yang dzolim.
Menurutnya, hujan menjadi karunia
Allah SWT yang besar atas umat manusia, segala yang hidup diciptakan dari
tetesan air, bahkan kebersihan fisik juga diperoleh dengan turunnya hujan. Air
hujan juga menjadi bukti ketergantungan manusia kepada Allah SWT, mereka butuh
kepadaNya, fakir kepada rasa kasih sayang dari segala pemberiannya. Manusia tidak
bisa hidup tanpa karunia Allah SWT.
Keangkuhan dan sifat takabbur
hanya akan mengundang murka Allah SWT sehingga berbagai bentuk cobaan akan
diturunkan kepada mereka. “Coban ini ditimpakan atas umat manusia agar mereka sadar
akan kesalahan dan sifat kesombongannya yang telah dilakukan. Kekufuran dan kemaksiatan
yang telah diperbuat.” Kata Rais Syuriah Pengurus NU Ketapang.
Dengan musim kemarau yang melanda
daerah Kabupaten Ketapang, semoga menyadarkan anak bangsa,
menyadarkan rakyat biasa, pemerintah, para pejabat dan umat yang terlupa bahwa
semuanya milik Allah SWT. Tidak kuasa bagi manusia untuk menghindar dari nikmat
yang diangkat oleh Allah SWT, maka upaya taobat adalah satu-satunnya jalan
untuk mengembalikan nikmat tersebut.
“Bertobat dengan kesadaran dan
keikhlasan, meninggalkan prilaku yang dimurkai Allah SWT. Bertobat akan menjadi
penghapus dari kesalahan dan juga menjadi pembuka pintu rahmat Allah SWT.” Kata
Kiyai Faisol.
Sebagai penutup dikhutbah kedua,
Kiyai Faisol telah memimpin pembacaan do’a. Menghadap kiblat dengan
membelakangi jama’ah, do’a dipanjatkan dengan khusuk dan betul-betul berharap
agar diijabah oleh Allah SWT. Tidak sedikit isak tangis dari jama’ah turut
serta mengiringi lantunan do’a yang sangat mennyentuh qalbu, dengan berharap
ampunan, rahmat dan dikabulkan do’a oleh Allah SWT. (NUK)