NU KETAPANG - Rencana Pemerintah Pusat menerapkan pola hidup kenormalan baru (new normal) tentu akan berdampak sampai ke daerah. Oleh karena itu Pemkab Ketapang agar bisa segera menyiapkan langkah antisipasi khususnya pondok pesantren dan lembaga pendidikan lainnya.
“Ada puluhan pondok pesantren di Kabupaten Ketapang dan ratusan masyarakat yang menggantungkan perputaran ekonominya dari kehidupan di pesantren, tentunya sangat diharapkan kegiatan belajar mengajar bisa segera dimulai,” Ujar Asih Farahmi, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Ketapang, kepada Suara NU Ketapang, Sabtu (30/5).
Menurut Ketua Umum Tim Relawan Insan Peduli (TRIP) Ketapang ini, Arah konsep kebijakan pola hidup New Normal adalah penerapan pola hidup baru untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam masa pandemi Covid-19 hingga ditemukannya vaksin penangkalnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Kondisi sarana dan prasana pondok pesantren serta lembaga pendidikan umum lainnya saat ini masih memerlukan bantuan APD standar kesehatan, terlebih dalam pelaksanaan protokol Covid-19.
"Kekurangan pada Pusat Kesehatan Pesantren beserta Tenaga Kesehatan dan alat medianya, sarana MCK yang sesuai standar, perlu penambahan wastafel portable maupun penyemprotan disinfektan, alat rapid test, hand sanitizer hingga masker." Jelasnya.
Bahkan menurut Asih, juga tidak menutup kemungkinan diperlukan kebutuhan penambahan ruangan untuk karantina, isolasi mandiri, ruang asrama dan ruang kelas dalam upaya standar penerapan jarak fisik yang menjadi salah satu protokol.
Kemudian juga soal penyediaan sarana dan prasarana belajar memenuhi standar new normal, harus disiapkan bersama dengan dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat dan Daerah, termasuk di dalamnya soal digitalisasi proses belajar mengajar.
“Selain itu dalam pemenuhan kebutuhan ketahanan pangan dalam menjaga imun tubuh anak dan ekonomi pada pondok pesantren untuk santri yang kembali ke pesantren minimal selama 14 hari sesuai protokol isolasi mandiri,” Kata Asih.
Asih Farahmi sangat berharap, Pemerintah Kabupaten Ketapang bisa memberikan perhatian lebih untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di pondok pesantren dalam masa New Normal nanti.
Bahkan perhatian itu menurut Asih, juga sama diberikan kepada pendidikan umum, seperti TK/Paud, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Pemerintah harus segera merumuskan bersama dalam teknis belajar mengajar, pembagian jadwal siswa masuk sampai jam istirahat.
Untuk anak-anak Sekolah Dasar misalnya, dalam satu kelas jadwal masuk mungkin tidak bisa bersamaan lagi. Harus dibagi 2 untuk menerapkan physical distancing. Jadi, yang awalnya 30 siswa masuk dalam 1 ruangan, sekarang paling hanya 15 siswa.
"Untuk jam istirahat tidak bisa bersama-sama lagi, harus dibagi bergantian masing-masing kelas, serta untuk jajan sebaiknya bawa dari rumah untuk megurangi kerumunan di kantin "pungkasnya. (anuk).