Ketua PCNU Ketapang: NU dan Pondok Pesantren Bagaikan Dua Sisi Mata Uang


NU KETAPANG - Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang H. Satuki Huddin mengatakan, bahwa Pertemuan Silaturrahim dan Koordinasi PCNU Ketapang dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Kabupaten Ketapang menjadi sangat penting dalam rangka untuk mendekatkan PCNU Kabupaten Ketapang kepada pesantren.

Karena kalau belajar dari sejarah, bahwa NU itu lahir dari pesantren, dan oleh Karen itu NU harus kembali kepada pesantren, NU tidak boleh jauh dari pesantren. "Jadi kalau boleh diumpamakan seperti dua sisi mata uang, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain dan harus saling melengkapi". Katanya ketika memberikan kata sambutan.

H. Satuki juga menginginkan dari pertemuan itu ke depan supaya akan lahir kader-kader ulama melalui pondok pesantren yang akan ikut memperkuat barisan NU. Setidaknya 10 tahun yang akan datang Kepengurusan NU Kabupaten Ketapang adalah para alumni pondok pesantren, walaupun ia juga tidak menapikan bahwa NU juga butuh pengurus yang berlatar belakang di luar pondok pesantren.

Tapi jika nanti santri-santri yang dicetak oleh pondok pesantren, ada yang di pertanian, ekonomi, sosial , politik, dan bidang lainnya maka tidak menutup kemungkinan pengurus NU akan didominasi oleh alumni pondok pesantren. Sehingga nanti akan lahir kader-kader yang militan, dan mereka akan siap megawal NU.

Baca juga: Kyai Al-Faqir: PCNU dan Pondok Pesantren Harus Bekerjasama Agar NU Ketapang Semakin Kuat

Kemudian dari pertemuan ini menurut Satuki, ada satu kometmen untuk menjaga keberlangsungan kader-kader NU di masa yang akan datang. Oleh karena, ia meminta kepada masing-masing pimpinan pondok-pondok pesantren untuk membentuk IPNU dan IPPNU sebagai pengganti OSIS, sebagaimana yang sudah diberlakukan di seluruh pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Karena dari sinilah sebagai kader pemula yang akan kita siapkan ke depannya sebagai calon pengurus Ansor dan Fatayat NU, lalu selanjutnya nanti akan kita persiapkan untuk menjadi pengurus NU dan Muslimat NU. Dengan demikian proses kaderisasi akan berlangsung secara berjenjang atau bertahap. Oleh karena itu, sangat kami harapkan kepada pondok pesantren yang berafiliasi kepada NU untuk segera membentuk pengurus IPNU dan IPPNU. Kita siapkan nanti instruktur kaderisasi dari PCNU, sehingga insyaAllah ke depan NU Kabupaten Ketapang tidak akan krisis kader", ujarnya.

Lebih kanjut Satuki menjelaskan, sebagaimana yang selalu disampaikan dalam setiap pertemuan, sesuai dengan hasil Konferensi Cabang ke-12 PCNU Ketapang kemudian ditindak lanjuti Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) NU, bahwa NU Ketapang ke depan akan melaksanakan program-program prioritas.
Pertama, Kaderisasi. PCNU Ketapang berusaha dengan dukungan pondok pesantren untuk bisa Meng-NU-kan orang NU. Hal ini menjadi penting, karena dirinya yakin bahwa ummat Islam di Kabupaten Ketapang yang jumlahnya berkisar antara 55 s.d 60 persen adalah mayoritas warga NU. Hal ini bisa dibuktikan ketika kita menelusuri ke kampung-kampung, maka kita akan melihat bahwa amaliah-amaliah yang mereka lakukan adalah amaliah NU.

"Amalannya warga muslim di daerah ini dominan berpaham Ahlussunah wal Jama'ah (Aswaja). Oleh karena itu ini menjadi program prioritas. Ini menjadi tugas jajaran Syuriah dengan katib dan a'wan, untuk mengembalikan warga NU ke rumahnya, yaitu NU. Sehingga orang NU tidak sekedar bisa tahlilan dan qunut tapi paham bahwa tahlilan dan qunut itu ada dalilnya. Dengan demikian orang NU tidak digampangkan oleh kelompok lain yang mengatakan bahwa amaliyah NU adalah bid'ah, sesat dan menyesatkan." Katanya.

Baca juga: Warga NU SP 6 Singkup Berqurban 14 Ekor Sapi

Kedua, Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) NU. Upaya itu akan dilakukan melalui tiga pilar pendidikan, yaitu, pendidikan informal. Sebagai lembaga pendidikan yang pertama, pendidikan keluarga harus diperkuat . Melalui majelis taklim yang dibentuk oleh para kiyai NU, para orangtua harus diberikan pemahaman-pemahaman Aswaja, terutama kepada ibu-ibu yang nantinya akan ditularkan kepada anak-anaknya di dalam keluarga.
Kemudian pendidikan nonformal, penanaman nilai-nilai Aswaja juga bisa diperkuat melalui pendidikan di masyarakat, seperti Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), dan Madrasah Diniyah (Madin).

Pendidikan formal, Hampir semua pondok pesantren di Ketapang miliknya orang NU, di pondok itu ada pendidikan formal yang dikelola mulai dari jenjang Ibtidaiyah, Tsanawiyah atau SMP, Madrasah Aliyah atau SLTA, bahkan ada yang rencananya akan mendirikan perguruan tinggi. Oleh karena itu Pendidikan formal pun harus diperkuat juga.

Ketiga, Pemberdayaan ekonomi warga NU menjadi sangat penting, apalagi penduduk Ketapang mayoritas NU. Melalui koperasi kita bisa mengembangkan perekonomian dengan membangun jaringan ke seluruh MWC NU dan pondok pesantren, maka harapannya nanti akan semakin produktif.

“Untuk bisa mewujudkan semua impian itu, maka kita harus bersatu dan saling menguatkan. Saya berharap kepada seluruh pimpinan pondok pesantren agar bisa mengawal dan mendukung semua program dan kegiatan NU, terlebih program tersebut bersentuhan langsung dengan kepentingan dan kebutuhan pengembangan pondok pesantren ke depan". Pintanya. (anuk).

Lebih baru Lebih lama
.



.