NU KETAPANG –
 Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Ketapang menggelar Seminar 
Ahlissunnah wal Jama’ah (Aswaja) di Halaman Pondok Pesantren (PonPes) 
Hidayaturrahman, Sabtu (15/10) kemarin. Seminar dengan tema: Aswaja 
Perspektif Nahdatul Ulama ini, dihadiri oleh Pengcab NU Ketapang KH 
Jema'ie Makmur, Dewan Pakar Aswaja PWNU Jawa Timur KH Muhammad Idrus 
Ramli, Ketua MUI Ketapang KH Drs Moh Faisol Maksum, Bupati Ketapang yang
 diwakili Staf Ahli Gusti Fadli SSos MSi, Sekretaris MUI Drs H Satuki 
Huddin MSi, Ketua IKBMK H Misnawar Huddin MSi, Pengasuh Ponpes Mamba'ul 
Khoirat KH Abdullah Alfakir SE, H Moh Idris MPdI, tokoh masyarakat, 
ormas, serta  undangan lainnya.
KH Jema’ei Makmur dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada
 Dewan Pakar Aswaja PWNU Jawa Timur KH Muhammad Idrus Ramli. Pengasuh 
Ponpes Hidayaturahman ini juga menjelaskan mengenai materi Seminar 
Aswaja terhadap masyakat Ketapang, khususnya masyarakat nahdiyin. 
Harapan dia, dari seminar ini akan mampu memberikan pemahaman kepada 
masyarakat luas, yang selama ini selalu membidahkan amaliah Aswaja. Dia 
menegaskan bahwa seluruh kegiatan Aswaja berupa tahlil maupun maulid 
Nabi, dilandasi dalil dari Alquran maupun hadis. Dia berharap agar warga
 nahdiyin semakin kuat dan meyakini apa yang dilakukan selama ini adalah
 benar, bersumber dari Alquran dan hadis.
Sementara itu, KH. Muhammad Idrus Ramli selaku narasumber, 
menjelaskan Aswaja menurut perspektif NU merupakan istilah yang terbntuk
 dari tiga kata. Tiga kata yang dimaksud dia yakni ahli, as-Sunah, dan 
jama’ah. Ahli, dijelaskan dia, memiliki arti famili, keluarga, dan 
kerabat, yang dimisalkan dia seperti ahli penguni, ahli pemerintahan, 
dan pengikut. “Seperti seseorang yang mengikuti atau menganut mazhab 
tersebut,” kata dia.
Sedangkan as-Sunnah yang diungkapkan dia berarti jalan yang lurus dan
 terpuji, sehingga orang yang mengerjakan sunnah tersebut agar diikuti 
oleh orang lain, dalam mengikuti ajaran yang diridai Allah SWT, dengan 
selalu menjaga kekompakan dan kerukunan dalam menjalankan ibadah. 
“Sehingga as-Sunnah menurut ahli hadis dengan as-Sunnah dengan apa saja 
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang meliputi ucapan, 
perbuatan, pengakuan, dan sifat-sifat pribadi Beliau, baik fisik maupun 
budi pekerti, baik sebelum Beliau diutus menjadi nabi maupun sesudahnya.
 Sedangakan menurut ahli fikih, as-Sunnah dengan perbuatan yang 
diperintahkan oleh syara' tanpa diwajibkan atau difardukan,” papar dia. 
Sedangkan pengertian jama’ah dijelaskan dia adalah generasi sahabat, 
tabiin, dan generasi sesudahnya yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
 Sehingga, menurut dia, bisa disimpulkan, Aswaja adalah golongan yang 
mengikuti ajaran yang diriai Allah SWT, yaitu ajaran Nabi Muhammad SAW, 
para sahabat, dan tabiin, serta generasi penerus mereka yang terdiri 
dari golongan terbesar umat Islam dalam setiap masa. Golongan tersebut, 
ditegaskan dia, layak disebut dengan nama aswaja. “Setiap amaliah yang 
dilakukan oleh Aswaja sudah ada dalilnya. Baik itu dalam Alquran maupun 
hadis,” jelasnya
Di tempat yang sama, ketua MUI Kabupaten Ketapang, KH Drs Moh Faisol 
Maksum, mengapresiasi terselenggaranya kegiatan seminar mengenai 
pemahaman Aswaja ini. Selama ini, ditegaskan dia bahwa mereka melindungi
 semua ajaran yang ada di Ketapang, selama tidak menyimpang dari 
ketentuan Alquran dan hadis. Kegiatan seperti Aswaja ini, diakui dia, 
sangat perlu diberikan kepada masing-masing kelompok, untuk menambah 
wawasan dan pengetahuan agar tidak mudah mengafirkan suatu kelompok. 
“MUI selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang positif,” jelasnya. 
(pms/ser)

