NU KETAPANG - Salah satu point penting di bulan suci Ramdhan ini adalah terkabulnya do’a orang yang berpuasa. Rasulullah saw bersabda : “Ada tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak, yaitu imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya” (Hadis dari Abu Hurairah ra).
Seringkali
kita tidak sabar dan
mengeluh ketika do’a belum terkabulkan. Padahal sebenarnya kita harus
yakin
bahwa Allah pasti mengabulkan do’a setiap hambaNya. Allah berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang
berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu
berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqoroh : 186). Dan kita wajib yakin
bahwa Allah
tidak mungkin ingkar janji (ان الله لا يخلف المعاد).
Ada beberapa cara Allah
mengabulkan do’a yang kita panjatkan, seperti misalnya kita diberi anugerah
berupa kebaikan dan terhindar dari keburukan, atau Allah mengganti dengan
bentuk lain dari apa yang kita minta (yang menurut Allah itu adalah lebih baik
untuk kita), atau bisa jadi Allah membalasnya di akhirat nanti berupa pahala,
dan lain sebagainya. Jadi tidak mungkin Allah tidak mengabulkan do’a kita.
Pada sisi lain, kita juga harus
memahami bahwa do’a adalah bagian dari syari’at Islam. Oleh karena itu, setiap
do’a yang kita munajatkan harus : (1) Memiliki nilai dan niat beribadah kepada
Allah. Karena do’a adalah kunci ibadah; (2) Mampu meningkatkan ketebalan iman.
Karena berdo’a kepada Allah merupakan manefestasi dari keimanan atau
ketauhidan. Kita tidak boleh atau haram berdo’a kepada selain Allah; (3) Harus
ada ikhtiyar sebelun berdo’a dan tawakkal kepada Allah setelah ikhtiyar dan
do’a tersebut.
Oleh sebab itulah bulan suci
Ramadhan ini merupakan momentum bagi kita untuk memperbanyak berdoa. Karena di
bulan ini ada waktu-waktu berdo’a yang mustajabah, yaitu sebelum azan magrib
atau sebelum berbuka puasa, di waktu sahur, dan di sepanjang kita berpuasa.
Oleh : Drs. H. As’ad Afifi
Pengurus Cabang NU Ketapang