اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ
اَلْحَمْدُ
ِللهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا
الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدِ
نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى.
أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يَاۤأَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Pada
kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan kualitas takwa kita,
di antaranya dengan berusaha melaksanakan ibadah Ramadhan dengan
sebaik-baiknya.
Kita saat ini berada di bulan
suci Ramadhan, yaitu bulan yang diberkahi. Terutama karena di bulan
Ramadhan ini ada peristiwa agung, yaitu Nuzul al-Qur’an (turunnya kitab
suci al-Qur’an). Al-Qur’an ini berfungsi sebagai nûr (cahaya), hudan (petunjuk), dan rahmat bagi manusia.
Telah maklum bahwa Ramadhan adalah bulan keberkahan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ
يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ، يَقُوْلُ : " قَدْ جَاۤءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ
شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ النَّارِ، فِيْهِ
لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَها فَقَدْ حُرِمَ "
)وَهٰذَا لَفْظُ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ، عَنْ
بِشْرِ بْنِ هِلَالٍ( ـ
Dari
Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah s.a.w. memberikan kabar
gembira kepada para sahabat beliau. Beliau bersabda: telah datang kepada
kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkahi, Allah telah
memfardhukan (mewajibkan) atas kalian berpuasa di bulan itu, di bulan
itu dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan
di bulan itu pula ada Lailatul Qadar (Malam Qadar) yang lebih baik dari
seribu bulan”, Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam itu maka ia
terhalang dari rahmah Tuhan (HR. al-Nasa’i).
Oleh
karena itu, sesungguhnya kita diajarkan oleh Nabi Muhammad agar
menyambut bulan Ramadhan ini dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sejak jauh-jauh hari, dari bulan Rajab. Sejak bulan Rajab kita diajarkan
untuk memohon keberkahan hidup di bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad, kita diajarkan agar
berdoa:
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ رَمَضَانَ
”Wahai Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan bulan Sya’ban, dan berkahilah pula kami di bulan Ramadhan.”
Mengapa
kita diajarkan untuk memohon keberkahan? Apakah keberkahan penting bagi
kita? Ini karena keberkahan hidup menjadi dambaan setiap orang yang
berakal sehat. Berkah berarti bertambah. Dalam makna luas berkah berarti
bertambah kebaikan (ziyâdat al-khair fî al-syai’), termasuk kesejahteraan baik dari segi material maupun immaterial.
Berkah
dalam arti materi, seperti harta benda yang kita miliki makin
bertambah, dan usaha semakin maju. Berkah dalam arti immateri, seperti
ketenteraman hati kita makin terasa, dan pengetahuan dan wawasan yang
semakin bertambah luas, yang mengarahkan kepada sikap dan perbuatan yang
penuh hikmah kebijaksanaan, sikap dan perbuatan yang moderat, tidak
ekstrem, sikap dan perbuatan yang mencerminkan rahmatan lil ‘alamin.
Ma’asyiral Muslimin yang semoga dimuliakan Allah,
Di
antara hikmah bulan Ramadhan adalah ada pengabulan doa bagi orang yang
berdoa; ada penerimaan tobat orang yang bertobat, dan ada pengampunan
bagi orang yang mohon ampunan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits Qudsi yang panjang, yang diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas radhiyallau ‘anhuma, di dalam bagian hadits ini disebutkan:
يَقُوْلُ
اللهُ - عَزَّ وَجَلَّ - فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ ثَلاثَ
مَرَّاتٍ : هَلْ مِنْ سَاۤئِلٍ فَأُعْطِيَهُ سُؤَلْهُ ؟ هَلْ مِنْ
تَاۤئِبٍ فَأَتُوْبَ عَلَيْهِ ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ؟
“Dalam setiap malam bulan Ramadhan Allah ‘azza wa jalla berseru
sebanyak tiga kali: Adakah orang yang meminta maka aku penuhi
permintaannya? Adakah orang yang bertobat maka aku terima tobatnya? Dan
adakah orang yang memohon ampunan maka aku ampuni dia?” (HR. Al-Thabrâni
dan al-Baihaqî).
Jamaah shalat Jumat yang semoga dimuliakan Allah,
Pada
bulan Ramadhan kita diwajibkan berpuasa, yang tujuan utamanya adalah
untuk menjadikan kita orang-orang yang bertakwa. Sejarah kewajiban puasa
Ramadhan ini ditetapkan pada bulan Sya’ban Tahun Kedua Hijriyah, yang
mengandung banyak hikmahnya.
Di antara hikmah
berpuasa Ramadhan adalah mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan kepada
kita selama ini. Karena makna ibadah secara mutlak, termasuk ibadah
puasa, adalah ungkapan syukur dari seorang hamba kepada Tuhannya atas
nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya. Sebagaimana ditegaskan
dalam Al-Qur’an, bahwa kita tidak akan dapat menghitung nikmat Tuhan
(QS. Ibrâhim [14]: 34).
Dalam puasa Ramadhan setidaknya ada 3 faedah (manfaat), yaitu fâ’idah rûhiyyah (manfaat psikologis/spiritual/kejiwaan), fâ’idah ijtimâ’iyyah (manfaat sosial-kemasyarakatan) dan fâ’idah shihhiyyah (manfaat kesehatan).
Di
antara faedah kejiwaan dari berpuasa Ramadhan adalah pembiasaan diri
kita agar berlaku sabar, ajaran agar kita mengekang hawa nafsu, dan
ekspresi atau ungkapan mengenai karakteristik takwa yang tertanam dalam
hati. Takwa itulah yang menjadi tujuan khusus dalam berpuasa Ramadhan.
Di
antara faedah sosial-kemasyakatan dalam puasa Ramadhan ini adalah
pembiasaan kita, umat Islam, untuk tertib, disiplin dan bersatu padu,
cinta keadilan dan kesetaraan di antara umat Islam: antara yang kaya dan
yang miskin, antara yang pejabat dan rakyat, antara pengusaha dan
karyawan, dan seterusnya. Tidak ada perbedaan di antara mereka, semuanya
wajib berpuasa ketika telah memenuhi persyaratannya. Juga di antara
faedah sosial dari puasa adalah pembentukan rasa kasih sayang dan
berbuat baik di antara kaum Muslim, sebagaimana puasa Ramadhan ini
melindungi masyarakat dari keburukan-keburukan dan kemafsadatan.
Adapun
di antara manfaat kesehatan dari berpuasa Ramadhan adalah berpuasa itu
membersihkan usus-usus dan pencernaan, memperbaiki perut yang
terus-menerus beraktifitas, membersihkan badan dari
lendir-lendir/lemak-lemak, kolesterol yang menjadi sumber penyakit, dan
puasa dapat menjadi sarana diet atau pelangsing badan.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Oleh
karena itu, marilah Bulan Ramadhan ini, kita jadikan bulan
kesederhanaan, bulan peribadatan, bulan memperbanyak berbuat kebajikan
kepada orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan bantuan, bulan
perlindungan badan kita, ucapan kita dan hati kita dari hal-hal yang
dilarang agama, seperti perkataan keji (qaul az-zûr), ghibah, menebar hoaks, fitnah, hate speech
(ujaran kebencian), dan adu domba, baik secara langsung maupun melalui
media-media digital, media elektronik, televisi, radio, internet, dan
media sosial (medsos). Intinya marilah kita jadikan bulan Ramadhan ini
bulan penyucian badan dan rohani kita dari segala keburukan, agar kita
mendapatkan hikmah yang berharga dan keberkahan hidup.
Saudara-saudara jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebagai penutup khutbah pertama ini marilah kita renungkan firman Allah Ta’ala dalam QS. al-A’raf (7): ayat 96:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٓ ءٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنٰهُمْ
بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ.
Dan
sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka sesuai
dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Semoga kita mendapatkan hikmah yang berharga dan keberkahan di bulan Ramadhan ini. Amîn yâ rabbal ‘âlamîn.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz Ahmad Ali MD, Pengurus Lembaga Dakwah PBNU