Peristiwa Penting Terjadi Di Bulan Ramadhan (Dari Berbagai Sumber)



NU KETAPANG - Ramadhan adalah bulan suci yang agung dan penuh berkah, sehingga Rasulullah menyebutnya sebagai سيد الشهور (penghulu segala bulan). Saking mulia dan agungnya bulan Ramadhan ini, dalam keterangan lain Rasulullah saw menjelaskan bahwa sekiranya umat Islam mengetahui tentang keagungan Ramadhan, niscaya mereka mengharapkan agar satu tahun itu semuanya menjadi Ramdhan.

Bulan Ramadhan memang memiliki keistimewaan yang luar biasa, selain semua amal ibadah dilipatgandakan pahalanya oleh Allah, juga di bulan suci Ramadhan ini tercatat banyak peristiwa penting yang terjadi. Dan peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ramadhan ini tetunya patut kita ketahui dan kita kenal kembali agar kita dapat merenungkan kembali dan mengambil berbagi hikmah dan pelajaran yang terdapat di dalamnya.

Berikut dipaparkan secara singkat beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan :

Diturunkannya Al-Qur’an dan Kitab Sebelumnya
Dalam surat al-Baqarah ayat 185 dijelaskan bahwa al-Qur’an pertama kali turun di bulan Ramadhan. Dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal turunya, namun pendapat yang termasyhur sepakat bahwa al-Qur’an pertama kali (surah al-Alaq ayat 1 5) diturunkan adalah pada tanggal 17 Ramadhan. Oleh karena itu, tidak heran kalau kemiudian di Indonesia tanggal 17 Ramadhan telah ditetapkan sebagai hari peringatan Nuzulul Qur’an.

Tidak hanya al-Qur’an yang diturunkan di bulan Ramadhan, akan tetapi kitab-kitab Allah yang lain ternyata juga pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dinyatakan bahwa “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan dan Injil diturunkan pada 13 Ramadhan sedangkan Al Qur-an diturunkan pada 24 Ramadhan.” 

Terjadinya Perang Badar
Perang Badar adalah peperangan antara kaum muslimin dengan kaum kafir Quraisy yang berlangsung di pertengahan bulan Ramadhan, tepatnya 17 Ramadhan. Badar yang letaknya lebih kurang 145 km arah barat laut dari kota Madinah al-Munawwarah menjadi saksi di atas keimanan dan ketaqwaan para sahabat sehingga dengannya Allah mendatangkan bantuan-Nya kepada mereka. Inilah peperangan pertama yang dilakukan kaum muslim melawan kaum kafir Quraisy dari Mekkah setelah hijrah ke Madinah. Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan pihak Muslim. Perang Badar ini, selanjutnya menjadi penentu kelangsungan perjuangan da’wah Rasulullah SAW bersama para sahabat.

Allah menyebut Perang Badr ini dengan istilah “yaumul furqon” yakni hari pembeda antara yang haq dan bathil, sebagaimana firman-Nya “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS Al Anfal:41).

Muhammad Qutb dalam tafsirnya mengatakan bahwa perang badar ni dari awal hingga akhirn adalah sudah direncanakan oleh Allah SWT, sehingga membuahkan babak baru dalam sistem gerakan Islam. Perang ini memperbaharui kondisi ummat Islam, setelah dengan sabar dan tabah menempuh tahapan-tahapan perjuangan da’wah. Dan dari peristiwa ini pula lahir tatanan baru dalam kehidupan manusia, bagi penerapan hak-hak asasi serta sistem dan struktur baru bagi masyarakat dan negara.

Peristiwa Fathul Makkah
Fathul Makkah atau Pembebasan Kota Makah terjadi pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah. Peristiwa ini menjadi catatan sejarah sangat penting dalam kebudayaan Islam, karena di tanggal tersebut Rasulullah dan para sahabt berhasil menaklukan kota Mekah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fath al-Makkah.

Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul. Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).

Peperangan antara pasukan Nabi dan kafir Quraisy tidak bisa dihindarkan lagi. Pada akhirnya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyerah. Pasca-perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360. Selepas itu, kaum muslimin mengumandangkan takbir, Rasulullah shalat di Maqam Ibrahim dan meminum air Zam Zam.

Kaum kafir Quraisy yang sudah takluk tidak berdaya harap-harap cemas. Mereka yang dahulu menyakiti, mengusir dan berencana membunuh Nabi menunggu keputusan beliau memperlakukan mereka. Sesungguhnya kalau Nabi mau tentu bisa saja beliau membunuh mereka. Akan tetapi karena beliau adalah seorang Rasul yang pemaaf, ramah tamah, belas kasihan, dan membawa misi Rahmatan Lil ‘Alamin, akhirnya beliau memaafkan dan membebaskan mereka.

Adanya Lailatul Qadar.
Lailatul Qadr merupakan istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana al-Qur’an diturunkan langsung dari Allah swt secara keseluruhan ke baitul izzah (semacam ruang ilahiyat) yang kemudian dibawa jibril secara berangsur kepada Rasulullah SAW. Malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh diragukan lagi.

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al Qadr:1-5)

Lailatul Qadar merupakan malam kemuliaan, di mana pada malam ini ibadah seseorang akan diberi pahala berlipat ganda oleh Allah, dan beribadah di malam ini nilainya sama dengan beribadah selama 1000 bulan (+83 tahun). Makanya Rasulullah sangat menganjurkan kepada umat Islam agar mengintai lailatul qadar ini untuk dimanfaatkan banyak-banyak beribadah, berzikir, berdo’a, membaca al-Qur’an, dan amalam ibadah laiinya. Untuk bisa betemu dengan Lailatul Qadar ini, Rasulullah menganjurkan agar kita menjaganya pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, khususnya pada tanggal ganjil (bulan hijriyah, bukan bulan miladiyah)

Hari Kemerdekaan Indonesia
Bagi umat Islam Indonesia, bulan Ramadhan telah menjadi saksi sejarah puncak perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. Runtutan peristiwanya dimulai dari pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) satu hari menjelang malam pertama bulan Ramadhan, kemudian Nagasaki dan Hiroshima dijatuhi bom yang akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus, dan hingga akhirnya saat itu hari Jumat, 17 Agustus 1945 yang bertepatan denga tanggal 9 Ramadhan 1364 H Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di kediaman Ir Sukarno  jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Selama masa persiapan menuju kemerdekaan itu pula, Ir. Sukarno meminta rekomendasi dari beberapa ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan mu’assis atau pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Oleh karena itulah, maka naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diawalai dengan kalimat “Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa .... “. Rahmat Allah berupa “kemerdekaan” ini diberikan kepada bangsa Indonesia pada bulan mulia yang penuh berkah dan rahmat, yaitu bulan suci Ramdhan.

Itulah beberapa di antara peristiwa penting yang penuh sejarah terjadi di bulan Ramadhan. Mudah-mudahan dengan memahami peristiwa tersebut, kita semakin menambah keimanan kepada Allah swt. dan menambah keyakinan kita bahwa bulan Ramdhan memang mengandung hikmah, berkah, dan kemuliaan.

Penulis Drs. H. As’ad Afifi
Pengurus Cabang NU Ketapang


أحدث أقدم
.



.