Sowan Kepada Gus Muwafiq Gurunya, Syekh Quddus Menerima Amanah NU



NU KETAPANG - Syekh Muhammad Al-Quddus, S.Th.I., Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang sejak minggu yang lalu telah mengadakan lawatan ke Yogyakarta. Kehadiran beliau di Yogyakarta selain bersilaturrahim dengan keluarga, juga dalam rangka safari dakwah dan sowan kepada guru-gurunya di Yogyakarta.

Melalui pesan singkat whatshapp dari Yogyakarta hari ini Selasa (24/9), Syekh Muhammad Al-Quddus mengatakan bahwa dia telah sowan (menghadap) kepada salah satu gurunya yang pernah hadir di Kabupaten Ketapang yakni KH. Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq). Dikatakan, disela-sela pembicaraan dengan gurunya, dia telah diminta gurunya untuk memperkuat kader NU di Ketapang.

“Saya diminta langsung guru saya Gus Muwafiq agar secara terang-terangan berjalan dan menyampaikan di setiap majelis taklim untuk memperkenalkan Nahdaltul Ulama. Terutama untuk menjelaskan masalah empat ciri NU yakni tentang harakah, amaliyah, fikrah dan ghiroh NU.” Kata Syekh Quddus, panggilan akrab masyarakat Ketapang.

Pengasuh PP. Darul Fadlilah Kauman Ketapang yang memiliki seratus lebih majelis taklim dibawah binaannya ini menjelaskan, bahwa saat ini banyak masyarakat kita warga NU belum paham dengan NU. Menurutnya, NU hanya dipahami dari aspek amaliyah saja, tanpa memahami bagaimana harakah, fikrah dan ghiroh NU.

“Oleh karena itu ke depan perlu diberikan penjelasan secara komprehensif oleh pengurus NU kita, agar warga NU khususnya di Ketapang tidak terkontaminasi oleh pemahaman dan pemikiran liar, atau paham-paham yang bertentangan dengan aqidah ahlussunnah waljama’ah.” Tutur Pimpinan Majelis Taklim Yasin Fadhilah Ketapang.

Persoalan ini bukan berarti menyalahkan sepenuhnya warga nahdliyyin, karena menurut Syekh Quddus, bisa kemungkinan mereka tidak mengetahui akibat kurangnya sosialisasi. “Banyak para ustadz maupun kiayi-kiayi NU diundang ceramah, tamun tak sedikitpun mereka mau menyinggung dan mengenalkan NU.” Kata Kiyai muda asal Kongsilapan Ketapang ini.

Syekh yang nyentrik identik dengan pakaian serba hitam dan rambut gondrong ini, juga diminta gurunya agar bisa menjelaskan empat pilar kebangsaan kepada warga disetiap pengajian. Menurutnya, orang NU itu harus mempunyai wawasan kebangsaan, agar bisa menjadi warga negara yang baik, turut serta menjaga keamanan dan persatuan bangsa.

Permintaan Gus Muafiq yang diamanahi langsung kepada Syekh Quddus ini menurutnya, Insyaallah akan dia dilaksanakan sebagaimana harapan gurunya, dan tentu tidak lepas pula dukungan dari seluruh PCNU dan warga NU Ketapang. Pastinya menurut dia, bersama PCNU Ketapang akan dikoordinasikan.

“Jadi orang NU itu harus bangga. Saya NU, orang tua saya NU, kakek saya NU, guru-guru saya NU, oleh karenanya hidup dan mati saya Insyaallah dengan NU. Biar Malaikat Munkar Nakir tidak bingung.” Kata Syekh Quddus, ditambah kalimat terakhir bahasa Guyonan ciri khas kiyai NU. (NUK).

أحدث أقدم
.



.