Syekh Quddus: Santri Wajib dan Fardhu ‘Ain Menjaga Keamanan NKRI



NU KETAPANG - Memberikan sambutan pada acara Istighotsah, Shalawat Nariyah dan Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2019 di halaman Mapolres Ketapang, Senin malam (21/10), Wakil Rais Syuriyah Syekh Muhammad Alquddus mengatakan bahwa malam itu adalah malamnya hari raya santri, oleh karena itu dia mengajak kepada semua yang hadir dan terutama kepada santri untuk sama-sama bersyukur.

“Kita bersyukur kepada Allah Swt karena pada malam ini kita akan sama-sama memperingati eksistensi para santri yang saat ini sudah diakui di bumi pertiwi ini, dikarenakan santri adalah termasuk orang-orang yang terlibat langsung dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan di negara republik ini, maka santri wajib dan fardhu ‘ain untuk menjaga keamanan NKRI.” Kata Quddus panggilan akrabnya.

Menurut Quddus, diibaratkan dalam sebuah keluarga, santri adalah sebagai tuan rumah dan tanah air ini adalah rumah kita. Salah satu peran sebagai tuan rumah menurutnya adalah menjaga dan merawat bagaimana rumah ini akan terpelihara dengan baik. Oleh karena andai ada fikrah, idiologi, harakah, atau gerakan-gerakan sekiranya mengancam kedaulatan negara NKRI, maka wajib untuk ditolak.

“Bangsa ini telah diperjuangkan para ulama dan pejuang lainnya bukan hanya dengan harta bahkan nyawa yang dipertaruhkan demi tegaknya NKRI. Maka andai ada yang ingin mengubah negara ini, maka wajib bagi kita untuk menolaknya.” Katanya.

Dihadapan undangan yang dihadiri Sekda, Kapolres, Dandim, Kajari, Ketua DPRD Ketapang, Kepala Kemenag, jajaran PCNU Ketapang dan jama’ah serta santri yang hadir, Quddus mengatakan, NU terlahir sudah membayang-banyangi negara ini, maka semua tingkatan kepengurusan NU mulai dari tingkat desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi sampai pusat kepengurusan NU semua ada.

“Jika di tingkat pusat dimanakan PBNU yang bisa dimaknai dengan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Inilah pilar kebangsaan negara kita. Jangan dikatakan negara kita berdiri bernama Indonesia ini dianggap negara thogut yang tidak bersyari’at.” Jelas Pengasuh PP Darul Fadhilah Kauman Ketapang.

Jangan salah menurut Quddus, bahwa negara ini berdiri atas usaha para pendiri bangsa, antara lain adalah para ulama-ulama yang luar biasa, yang tidak hanya kiayi, para pimpinan pondok bersama para pejuang lainnya. Maka NKRI sudah final dan telah dibicarakan oleh ulama-ulama terdahulu.

Mengapa pendiri bangsa ini tidak menjadikan bangsa ini menjadi negara Islam? Karena dengan mempertimbangkan kemaslahatan yang lebih besar demi keutuhan bangsa sehingga jalan tengahnya adalah dengan menerima Pancasila yang tidak ada satupun sila yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.

“Ulama kita cerdas, mereka tidak mendirikan negara Islam cukup dengan negeri yang darussalam, negeri yang penuh kedamaian. Inilah yang disebut Hadratussyekh Hasyim Asy’ari bahwa Indonesia ini walau secara formal seolah-seolah tidak dianggap negara yang bersyari’at tetapi secara amaliyah Indonesia ini adalah sudah bersyari’at, artinya Indonesia tidak perlu lagi memiliki ideologi lain selain Pancasila.” Kata Quddus. (anuk)

أحدث أقدم
.



.