Agus Kurniawan: Sejarahnya, PKI Tak Laku di Tanah Kayong


NU KETAPANG - Ketua Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ketapang Agus Kurniawan, S.Sos.I. mengatakan, di puncak hebatnya Partai Komunis Indonesia (PKI) hanya mampu memperoleh 1 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Kalimantan Barat. Sementara di Ketapang yang meliputi pula Kabupaten Kayong Utara (KKU), PKI benar-benar tak laku.

 

“Mengapa? Bisa jadi karena kaum terpelajar Ketapang kebanyakan merupakan lulusan SMIP KH. Ali Usman. Yang terpusat di Banjar, Kauman dan Tengah. Juga peran guru-guru berhaluan lurus di tengah masyarakat. Sedang kampung Tuan-Tuan dan Arab jelas tak akan berpihak pada PKI. Begitupun kalangan bangsawan di Mulia Kerta.” Tulis Agus di akun facebook pribadinya, Kamis (1/10). 


Baca juga:

 

Menurutnya, tahun 1955, Masjumi menang besar di Kabupaten Ketapang hingga dapat mendudukkan KH. Ali Usman sebagai anggota dewan Konstituante. Tahun 1958, Masjumi tak lagi ikut pemilu, karena peristiwa Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Tapi sama sekali, masyarakat Ketapang tak memberi angin pada PKI. PKI 0 kursi di DPRD Kabupaten.



Daftar angka hasil pemilih DPRD tahun 1958 dan 1963 lima partai dari tujuh kota/kabupaten di Kalimantan Barat Sumber Gambar: Agus Kurniawan dari buku Regime change and ethnic politic in Indonesia

“Pemilihnya se Kalbar hanya 8000-an orang pada 1955. Bandingkan dengan perolehan Partai Dayak dan Masjumi sebagai pemuncak pemilu, yang memperoleh 150 ribu suara lebih.” Timpal Agus, penggiat dan penulis sejarah Ketapang.

 

Lebih lanjut Agus menuturkan, kaum buruh bisa dikatakan tak banyak di Ketapang. Perkebunan adalah usaha mandiri rakyat, bukan milik tuan tanah. Demikian juga kaum tani yang bahkan diberi hak kelola tanah oleh kerajaan.


Baca juga:

 

“Pemilih PKI Ketapang, memang ada yang ideologis, namun tak banyak. Waktu kecil, saya mengenal satu orang tua yang dikenai wajib lapor. Tapi saya juga melihatnya sarungan dan solat.” Jelas Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang.


Ditambahkannya, bahwa dirinya juga mendengar seorang Komunis ideologis, yang sampai tua pun tak mengubah pendiriannya, tapi diterima dengan baik dilingkungan tinggalnya. Selebihnya, dari kisah orang tua yang ia dengar, kebanyakan orang yang tak tahu apa-apa, tapi namanya dimasukan dalam daftar anggota PKI hanya karena pernah pergi rapat PKI, yang dia tak paham.

 

“Begitu juga para wanita yang terdaftar di Gerwani. Di Sandai, saya dengar dari mamak, para dara diajak pertemuan untuk pembentukan tim volly dari tari oleh pengurus PKI. Tak ada yang pergi. Yang jelas, adanya tak berarti. PKI tak laku. Begitu data sejarahnya. Kalau sekarang, ah saya tak tahu.” Pungkas Agus diakhir tulisannya. (anuk).

 

Lebih baru Lebih lama
.



.