Katib NU Ketapang: Sebaiknya ODP dan PDP Yang Sudah Rapid Test Harus Diulang Setelah Tujuh Hari


NU KETAPANG - Corona Rapid Test yang digunakan harus tahu sensitivitasnya berapa persen. Kalau diatas 80 persen, itu sudah bagus apalagi kalau diatas 90 lebih bagus lagi.

Demikian dikatakan drh. H. Edy Sujarwo, Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang saat mengomentari informasi hasil Rapid Test reaktif Ketapang yang dishare salah satu pengurus di akun WhatsApp group NU Ketapang, Sabtu (11/04).

"Setau saya hasil Rapid Test reaktif itu tidak ada, yang ada hasilnya positif atau negatif. Karena dalam uji Rapid Test ada muncul garis kontrol (C) dan Test (T). Garis C selalu muncul tapi garis T bila positif muncul, tapi kalau negatif tidak muncul." Jelasnya.

Menurut dokter hewan ini, sebaiknya ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang sudah di Rapid Test kalau negatif perlu diulang setelah 7 hari agar yakin benar bahwa dia tidak terinfeksi.

Sebenarnya PCR (Polymerase Chain Reaction) jika kekurangan alat, menurut Edy, laboratorium kesehatan hewan type B Pontianak ada alatnya, tinggal melengkapi reagentnya. Banjarbaru juga ada alatnya, bisa digunakan tinggal persetujuan kementan dan kemenkes.

"PDP harusnya di Rapid Test untuk screening awal agar informasi lebih akurat yg disampaikan" Kata H. Edy Sujarwo.

Rapid Test dan PCR adalah metode pemeriksaan saat ini sebagai upaya lebih luas untuk melakukan tes virus Corona atau Covid-19.

Rapid Test adalah tes cepat menggunakan darah dengan mengambil sedikit sampel kemudian diteteskan ke alat tes. Hampir sama dengan test pack kehamilan, Rapid Test memungkinkan seseorang mendapatkan hasilnya dalam waktu yang cepat.

Pemeriksaan Rapid Test hanya untuk screening awal karena terkadang hasil rapid test bisa berbeda dengan kondisi sebenarnya jika infeksi virus di dalam tubuh masih sangat awal. (anuk).


Lebih baru Lebih lama
.



.