Meraih Kemenangan Di Tengah Pandemi Covid-19


NU KETAPANG - Mengawali tulisan ini, mari kita ucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT dan Rasul-Nya. karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sampai saat ini kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan kemudahan di segala aktivitas sehari-hari dengan mengharapkan keberkahan dari Allah SWT.

30 hari yang lalu kita telah menunaikan ibadah puasa ramadhan dengan penuh kekhusuan, dan  saat ini kita masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Sungguh betapa besar dan agungnya setiap pribadi jiwa umat Islam yang telah beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT setelah 1 bulan penuh melaksanakan ibadah puasa ramadhan. Tentu kita berharap dan seraya berdoa, semoga ibadah puasa dan amaliyah kita selama bulan ramadhan kemarin, Allah SWT memberikan ganjaran dan pahala yang berlipat ganda di sisi-Nya. Aamiin...

Ramadhan tahun ini memang telah kita tunaikan sebagai bentuk kewajiban kita umat muslim kepada Rabb-Nya, namun ternyata, Ramadhan tahun ini sungguh terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan, ibadah puasa ramadhan tahun ini berada dalam suasana pandemi wabah covid-19, atau yang akrab disebut sebagai virus corona, sehingga beberapa bulan lalu bahkan sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan yang terus mengancam kehidupan manusia di dunia, Indonesia dan khususnya di kabupaten Ketapang daerah kita tercinta ini, tak tanggung-tanggung ratusan ribu bahkan jutaan jiwa manusia meninggal dunia akibat dari ganasnya virus ini. 

Di Indonesia sendiri melalui Gugus Tugas Pusat BNPB tercatat bahwa pertanggal 28 Mei 2020, sebanyak 24.538 orang yang mengalami positif terjangkit virus corona, 6.240 orang sembuh, dan 1.496 orang yang meninggal dunia akibat dari virus corona ini. Tentu jumlah ini akan terus semakin bertambah banyak, mana kala virus ini terus dibiarkan tanpa melakukan upaya apa pun untuk memutus mata rantai penyebarannya baik itu dari pemerintah, tenaga medis maupun kita sendiri sebagai masyarakat yang kemudian akan berdampak pada proses menjalarnya virus ini kepada siapapun yang akan mudah terinfeksi. 

Sebagai akibat yang ditimbulkan dari virus corona yang sangat berbahaya ini, sehingga banyak amal ibadah yang lazimnya kita jalankan dengan berjamaah di masjid, seperti shalat lima waktu, shalat Jumat, shalat tarawih dan shalat Idul Fitri, tetapi dalam suasana seperti ini semua ibadah itu kita laksanakan di rumah sesuai dengan petunjuk dari para ulama dan umara yang berwenang. Tentu langkah dan keputusan ini diambil semata-mata untuk menjaga keselamatan warga masyarakat Indonesia terkhususnya umat muslim di negeri ini.

Jika mengingat kembali pada zaman para kekasih Allah SWT yaitu Nabi-Nabi terdahulu, ternyata pernah mengalami beberapa musibah dan ujian yang sangat berat, namun berkat ketaqwaan dan kesabarannya, para kekasih Allah SWT berhasil melewati ujian berat tersebut sehingga mereka dapat meraih kemuliaan di sisi Allah SWT. Jika dibandingkan dengan peristiwa yang melanda di negeri kita saat ini justru barangkali jauh tak sebanding dengan apa yang pernah dialami oleh para kekasih Allah SWT terdahulu,  adapun ujian tersebut diantaranya;

1. Nabi Yunus a.s., mendapatkan ujian berat dengan ditelan oleh seekor Ikan Paus, di dalam ikan paus tersebut Ia di karantina, dan pada akhirnya, Ia mendapati umatnya bertaubat kepada Allah SWT.
2. Nabi Yusuf a.s., diasingkan serta dipenjara, namun dimasa karantina dalam penjara tersebut, Ia akhirnya keluar menjadi Nabi dan Raja.
3. Nabi Muhammad SAW, melakukan karantina selama 40 hari di Goa Hira akibat dikejarnya oleh sekelompok kaum yang membenci atas dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, namun akhirnya di gua hira tersebutlah Nabi mendapatkan wahyu QS. ‘Alaq ayat 1-5 yang kemudian wahyu tersebut dapat membawa cahaya dan rahmat bagi seluruh alam.

Bercermin dari beberapa kisah dan peristiwa yang dialami oleh para kekasih Allah SWT di atas, maka tentu kita dapat meneladani sikap ikhlas dan bersabarnya para nabi terdahulu dalam menghadapi musibah serta ujian dengan senantiasa selalu memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT agar kita semua terhindar dari segala marabahaya dan bencana yang menimpa kehidupan manusia di dunia ini maupun siksaan di akhirat kelak. Aamiin...

Dari kasus dan peristiwa yang sedang kita alami sekarang ini, serta sederet dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia ini, ternyata tanpa kita sadari bahwa Pandemi Covid-19 ini juga memberikan beberapa pelajaran diantaranya pada aspek kesehatan dan sosial, yang justru telah mengingatkan serta menyadarkan kita, bahwa betapa pentingnya menjaga kebersihan, pola hidup sehat, serta menjaga keutuhan dan keharmonisan antar sesama, baik itu bersama keluarga, sahabat, teman dan lingkungan masyarakat di sekitar. Beberapa pelajaran tersebut diantaranya sebagai berikut;
1. Virus corona mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga pola hidup bersih. Dengan selalu mencuci tangan dan anggota tubuh lainnya setelah melakukan aktivitas apapun. Sejatinya, tanpa disadari bahwa Islam memang telah menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan. Sebab Allah SWT pun menyukai hamba-Nya yang senantiasa mensucikan diri, sebagaimana firman-Nya;

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222). 

2. Virus Corona mengajarkan kepada kita tentang arti dalam menjaga pola hidup sehat, yaitu menjaga pola makanan yang sehat, bernutrisi, bergizi  dan yang tak kalah pentingnya halal lagi baik serta tidak berlebihan. Oleh karena itu, Islam memberikan beberapa tips cara hidup sehat yang dapat menghindarkan umat Muslim dari penyakit, akibat pola makan yang tidak wajar. Allah SWT memberi perintah untuk menjaga pola makan dalam ayat berikut;

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS Al-A'raf: 31).

Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dan kakeknya berkata, Rasulullah SAW bersabda: “makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong” (HR. Nasa’i)

3. Virus Corona mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menjaga keharmonisan dalam keluarga. Mengapa? Karena mungkin selama ini kita terlalu disibukkan dengan urusan kantor, pekerjaan dan hal-hal tentang dunia lainnya, namun kita melupakan bahwa suami, istri dan anak kita di rumah sangat merindukan beribadah bersama serta bersenda gurau saat berkumpul bersama di rumah. Bukankan Allah SWT telah mengingatkan kepada kita melalui kalamullah-Nya;

“Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,” (QS al-Furqan: 74).

4. Virus corona mengajarkan kepada kita untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan yang begitu besar terhadap sesama manusia serta menumbuhkan kembali semangat budaya gotong royong yang barangkali telah lama pudar terkikis oleh kemajuan zaman saat ini. 

Ada 2 kemungkinan atas kemunculan pandemi virus corona di negeri ini, bisa jadi ini adalah merupakan suatu ujian keimanan dari Allah SWT yang harus kita lalui, dan bisa jadi, ini adalah musibah yang ingin Allah SWT berikan kepada kita lantaran kurangnya rasa syukur kita atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita di dunia ini. Apabila ini adalah ujian, maka sebagai seorang manusia yang bertaqwa, tentu kita mesti meneladani sikap dan akhlak para nabi terdahulu dalam menghadapi ujian dari Allah SWT dengan penuh kesabaran dan keikhlasan namun harus diiringi juga dengan sikap ikhtiar, doa, sabar dan tawakal. Namun apabila ini adalah suatu musibah, maka hendaklah kita segera kembali ke jalan yang sesungguhnya dengan memohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT. Agar kita dapat mencapai titik kemuliaan di hadapan Allah SWT serta mendapatkan arti kemenangan yang sesungguhnya di hari fitri yang berbahagia ini.  Sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut: 2-3)

tentu kasus pandemi covid-19 ini tidak bisa kita biarkan terus menerus terjadi, dan untuk menyelamatkan keadaan negeri ini memang sangat dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa dan semangat rela berkorban, yaitu mereka yang rela mengorbankan kepentingan pribadi dan kelompoknya, demi kepentingan Agama, bangsa, dan negara. Keadaan negara ini tidak akan menjadi lebih baik jika para pemimpin dan seluruh rakyatnya tidak mau berusaha dan bekerja keras bersama untuk memperbaikinya. 

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Ra’ad, [13]: 11).

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, mari bersama-sama untuk menyelamatkan negeri yang kita cintai ini. Mari kita bangun negeri ini dari keterpurukannya, dan mari kita rekatkan kembali nilai-nilai persaudaraan bangsa ini dari segala perpecahan dan permusuhan. Jangan pernah kita bertanya, apa yang negeri ini berikan untuk kita, tetapi marilah kita bertanya kepada diri sendiri, apa yang dapat kita sumbangkan untuk kemajuan dan kemakmuran di negeri ini. 

Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf, [7]: 96).

Mari bangkitkan rasa kemanusiaan dan rasa persatuan, sebab kedua hal ini adalah sebuah kekuatan yang akan menambah keyakinan kita bersama bahwa musibah ini akan mampu kita atasi bersama-sama. Namun selain doa yang terus kita panjatkan kepada Allah SWT, kita juga wajib melakukan ikhtiar dengan tidak henti-hentinya memohon pertolongan Allah agar rakyat, bangsa, dan negara kita, juga dunia terbebas dari virus ini, agar kita disingkirkan dari segala musibah dan bencana di negeri ini.

Mari kita sejenak menundukkan kepala dan merendahkan hati di hadapan Allah SWT. Dengan tujuan, agar kita semua diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menerima musibah ini dengan lapang dada dan berdoa agar kita semua bisa selamat dan melewati cobaan ini dengan penuh kesabaran.

Teruntuk kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya kaum muslim di negeri ini, hilangkan rasa cemas, jauhkan diri dari rasa ketakutan yang berlebihan, hidupkan rasa optimisme, bangkitkan empati, dan tumbuhkan solidaritas sosial antar sesama. Inilah waktunya untuk peka dan peduli terhadap sekeliling, membantu saudara, tetangga, sahabat, bergotong royong ringankan beban saudara se-tanah air. Insya Allah, Allah SWT akan membuka jalan keluar dari pandemi virus corona ini dan kita dapat bangkit kembali. Sehingga kita dapat kembali seperti sediakala dengan kondisi dan situasi yang normal seperti yang kita harapkan bersama. 

Untuk itu, marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan selama berpuasa di bulan ramadhan kemarin, akan mendapatkan keberkahan dan nilai pahala kebaikan di sisi Allah SWT, serta atas keberkahan dari ramadhan dan hari raya idul fitri ini, kaum muslim dan seluruh masyarakat Indonesia terhindar dari segala musibah virus corona ini dan dapat bangkit kembali. Ya Allah, ya Rahman, limpahkanlah Rahman dan Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu sehingga kami dapat meraih keridhaan-Mu. Hanya kepada Engkaulah kami mempercayakan diri kami. Hanya kepada-Mu kami berdoa dan meminta pertolongan-Mu, Janganlah Engkau membiarkan kami berjalan sendiri tanpa kendali dari hidayah-Mu. 

Akhirnya, hanya kepada Allah kita mohon ampunan, dan hanya kepada Allah kita mohon petunjuk dan bimbingan-Nya. “Hasbunallah wanikmal wakil, ni’mal maula wani’man nasir, lahawlaa kuwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim.”


Penulis: Fachrur Rizal, M.Pd (Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Perkaderan PC GP Ansor Kabupaten Ketapang)

Lebih baru Lebih lama
.



.