Syekh Quddus: Siapapun Dia, Jika Tidak Sejalan Dengan Empat Pilar Kebangsaan Tidak Perlu Diikuti


NU KETAPANG - Menyikapi situasi kebangsaan akhir-akhir ini, Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang Syekh Muhammad Alquddus, S.Th.I. mengajak kepada warga Nahdliyyin agar mengikuti apa yang menjadi pegangan para ulama-ulama NU secara Jam'iyah (organisasi).


Menurutnya, ulama-ulama NU sudah menyepakati dengan mengambil jalan yang paling terbaik untuk negeri ini. Sebagai warga negara yang baik, warga Nahdliyyin harus tetap menjaga empat pilar kebangsaan itu dan jangan sampai keluar darinya. Empat pilar kebangsaan yang dimaksud adalah Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.


"Makanya kalau empat pilar kebangsaan ini dijaga insyaallah negeri ini akan tetap aman dan kondusif, tapi kalau tidak dijaga saya yakin tidak akan ada jaminan bahwa NKRI ini akan utuh dan aman." Tegas Syekh Quddus kepada Suara NU Ketapang hari ini, Jum'at (20/11) di Kediamannya komplek PP. Darul Fadhilah, Kauman Ketapang.


Baca juga:


Terhadap fenomena para habaib yang menjadi perbincangan hangat dan viral di media sosial saat ini, menurut Syekh Quddus, jangan meragukan tentang bagaimana cara warga Nahdliyyin menghormati dan menghargai keturunan Rasulullah SAW.


Dijelaskan, Jauh sebelum Front Pembela Islam (FPI) ada, NU sudah tampil dulu membela para Habaib. Tahun 1980-an ada seorang ulama yang sangat terkenal dan berpengaruh di negeri ini. Pernah mengatakan bahwa keturunan Rasulullah itu sudah putus dan tidak ada lagi. 


Ketika organisasi lain tidak ada yang tampil dan berani membela, maka yang paling lantang membela saat itu hanya NU. ini menandakan kalau NU pasti sudah tidak diragukan lagi kecintaannya kepada Habaib.


"Namun yang perlu dipahami kepada warga Nahdliyyin sebagai jama'ah maupun jam'iyah. Harus betul-betul memahami tentang harakah, fikrah, ghiroh dan amaliyah NU." Ungkap Pengasuh PP. Darul Fadhilah, Kauman, Ketapang.


Berbicara fikrah dan harakah NU harus hati-hati betul, bagaimana ke-sinergitas-an antara fikrah NU dengan bangsa ini harus sejalan. Maka coba liat, NU sekalipun jam'iyah terbesar di dunia dengan struktur kepengurusan di semua tingkatan, mulai dari pengurus ranting sampai pengurus besar, belum ada pemberontakan di NU. Karena NU lahir sebagai pengawal NKRI. 


Baca juga:


Masalah Habib Rizieq Shihab, Warga Nahdliyyin tetap menghormati sebagai keturunan Rasulullah SAW, walau juga tidak harus mengikuti beliau. Warga NU harus cerdas jangan terjebak dan terkontaminasi berbagai kepentingan, apalagi dengan menunjukan sikap untuk melawan kepada pemerintahan yang sah.


"Saya sudah mengajarkan kepada warga Nahdliyyin. Siapapun dia, mau Kiyai atau Habaib kalau sudah tidak sejalan dengan empat pilar kebangsaan sudah tidak perlu diikuti." Tegas Syekh Quddus.


Jadi menurut beliau, jangan dianggap bahwa sikap yang demikian ini berbenturan dengan syari'at Islam, bukan. "Dengan terjaganya empat pilar itu, Alhamdulillah kita bisa menikmati kedamaian seperti saat ini. Oleh karena itu kepada warga Nahdliyyin harus hati-hati, jangan mudah terjebak." Pintanya. (anuk).


Lebih baru Lebih lama
.



.