NU
KETAPANG - Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Pengurus
Cabang NU Ketapang, Agus Kurniawan, S.Sos.I., akhirnya angkat bicara atas
maraknya kontroversi di medsos dengan hadirnya Film The Santri yang menurut
rencana akan diputar pada tanggal 22 Oktober 2019 mendatang.
“Saya
agak bingung mau mulai darimana? Jelas saya tak menonton filmnya. Yang katanya
trailer itupun cuma secuplik. Tak ada cerita apa - apa di sana. Yang saya ingat
cuma pak Kyai Said memberikan sambutannya. Mari menunggu 22 Oktober, di hari
Santri itu, film The Santri direncanakan akan tayang serempak. Kata Agus
Kurniawan
Menurut
Ketua Lembaga yang bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan
penerbitan kitab atau buku serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal
Jama’ah PCNU Ketapang ini, umumnya Trailer Film adalah cuplikan film. Jadi
Filmnya sudah jadi, cuma diambil beberapa bagiannya untuk dijadikan sarana
Produksi.
“Tim
Produksi The Santri memang sengaja hanya syuting Trailer saja selama 6-7 hari
di Blitar. Menurut seorang pengamat perfilman Indonesia, yang dianggap Trailer
itu sebenarnya tak lebih dari bahan presentasi pada investor.” Kata Agus
panggilan akrabnya.
Menurut
Penulis budayawan dan sejarawan Ketapang ini, baginya tak ada yang perlu
dibincangkan tentang Film The Santri, sampai filmnya betul - betul ada. Dan
jadi film betulan, bukan sekedar cuplikan. Jadilah penonton yang bijak, kalau
tak suka, katakan tak suka. Tak usah merembet kemana-mana.
“Film
adalah karya seni, kisarannya hanyalah pada suka tak suka. Yang suka itu, tak
bisa dikontrol dengam himbauan boikot. Yang tak suka, tak bisa dipaksa dengan
alasan produksi instansi. Tak pernah ada Film yang berhasil bertahan di bioskop
hanya gara - gara promosi negatif. Atau hanya gara - gara ditentang, lalu jadi
tak laku. Di karya seni, tak ada bicara itu.” Jelas Agus.
Ketua
LTN NU Ketapang ini meminta kepada berbagai pihak, agar jangan terlalu risau,
jangan pula cepat tersinggung. Santai saja,” gitu aja kok repot.” Katanya, mengikuti
ucapan yang sering dilontarkan Gus Dur. (NUK).