ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ
ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩُ ﻭَﻧَﺘُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻭَﻧَﻌُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ
ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ . ﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥْ ﻻَ ﺍِﻟﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ
ﻭَﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. ﺍَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ : ﻓَﻴَﺎﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ : ﺍُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﺘَﻘْﻮَ
ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻃَﺎﻋَﺘِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ . ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢِ : ﻳَﺎﺍَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ
ﺍَﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺍِﻻَّ ﻭَﺍَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥ
Kaum muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah,
Marilah kita bersama-sama meningkatkan kadar takwa kita
kepada Allah SWT, dalam arti menjalankan
segala perintah-perintahNya serta berusaha untuk menjauhi segala
larangan-laranganNya.
Jama’ah rahimakumullah,
Allah SWT berfirman dalam
al-Qur’an surah Ali Imran ayat 14 :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Artinya : Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia
cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak,
harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik. (QS. Ali Imran : 14).
Kaum Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah,
Dari ayat tersebut secara jelas Allah SWT menggambarkan
bahwa secara kodratnya manusia itu
dihiasi atau dilengkapi dengan berbagai keinginan , yaitu 1). keinginan
terhadap perempuan, 2). Anak-anak, 3). Senang menumpuk harta berupa emas dan
perak, kuda pilihan, hewan ternak dan 4). Sawah ladang.
Pertama. Kesenangan atau nafsu terhadap perempuan
(hubbusy syahawati minannisaa’i). Memiliki keinginan, kesenangan atau nafsu
syahwat terhadap perempuan adalah wajar, normal atau dalam bahasa aqidah
bernama sunnatullah. Keinginan yang sama dari kaum perempuan terhadap
laki-laki. Maka sesungguhnya ayat ini mengandung mafhum mukholafah, bahwa rasa
ingin, rasa suka dan nafsu itu pasti ada pada setiap manusia. Laki-laki suka
pada perempuan dan perempuan suka pada laki-laki. Itu adalah wajar dan memang
demikianlah fitrah manusia. Yang tidak wajar adalah apabila laki-laki menyukai
laki-laki atau perempuan mencintai perempuan, hal ini di luar sunnatullah.
Keinginan atau nafsu terhadap lain jenis hendaklah
disalurkan melalui koridor syar’i, yakni dengan melalui sebuah lembaga bernama
pernikahan. Agama kita sudah mengatur
sedemikian rupa, memberikan penghormatan dan penghargaan kepada kaum perempuan
agar nilai-nilai kesucian, harkat dan martabatnya terjaga, yaitu dengan cara
menikah. Justeru seharusnya kaum perempuan jangan mau diekploitasi oleh kaum
pria untuk kepentingan nafsunya atau untuk kepentingan bisnis. Kita sering
melihat iklan produk tertentu, justeru yang ditonjolkan adalah aurat perempuan.
Kedua. Kebanggaan terhadap anak-anak (al-baniin). Adalah
sangat wajar, apabila sebuah keluarga dibangun mendambakan keturunan. Rumah
terasa sunyi dan sepi apabila di dalamnya tidak terdengar suara tangisan anak kecil.
Menurut Prof. Hamka dalam tafsir al-Azharnya mengatakan, ketika ayat ini
diturunkan, orang-orang Arab
Jahiliyah sangat bangga apabila anak
pertamanya adalah laki-laki, sebab dia kelak bisa mewarisi darah keluhuran
keluarga atau marganya. Sebaliknya mereka merasa sangat malu, apabila ternyata
anaknya adalah perempuan.
Pada masa raja-raja zaman dahulu, tidak sedikit para raja yang mempunyai isteri lebih dari satu, entah itu isteri resmi yang bernama permaisuri, isteri selir maupun perempuan-perempuan simpanan. Itu semua dilakukan karena sang raja ingin mempunyai anak laki-laki yang banyak. Dengan memiliki banyak anak laki-laki, harapannya kelak akan memperkuat tahta kerajaannya yakni sebagai putra mahkota, sebagai bendahara negara dan sebagai panglima perang.
Pada masa raja-raja zaman dahulu, tidak sedikit para raja yang mempunyai isteri lebih dari satu, entah itu isteri resmi yang bernama permaisuri, isteri selir maupun perempuan-perempuan simpanan. Itu semua dilakukan karena sang raja ingin mempunyai anak laki-laki yang banyak. Dengan memiliki banyak anak laki-laki, harapannya kelak akan memperkuat tahta kerajaannya yakni sebagai putra mahkota, sebagai bendahara negara dan sebagai panglima perang.
Dalam perspektif ajaran Islam, anak yang dilahirkan melalui
sebuah ikatan suci bernama pernikahan adalah kedudukannya sama di mata Allah,
baik itu anak laki-laki maupun perempuan, mereka adalah amanah Allah yang wajib
dijaga oleh kedua orangtuanya.
Ketiga. Senang menumpuk harta (al-qonathiiril
muqonthoroti). Senang menumpuk-numpuk harta adalah bagian dari tabiat manusia.
Ayat ini menjelaskan kesenangan manusia menumpuk harta itu berupa : senang pada
emas dan perak (adz-Dzahab), kuda pilihan (al-khoilil musawwamah) dan hewan
ternak (al-an’am).
Dihiasi manusia dengan keinginan dan kesenangan tehadap emas
dan perak. Sesungguhnya ayat ini hanya memberikan sinyal semacam simbol akan
nafsu alami yang dimiliki manusia. Emas dan perak adalah simbol gemerlap
duniawi. Ayat ini juga menyindir manusia yang suka terhadap kuda pilihan
(al-khoilil musawwamah), sebagai simbol bahwa manusia dihiasi dengan kesenangan
terhadap kendaraan mewah. Bahkan ada kecenderungan selalu berganti-ganti
kendaraan. Mengapa Allah memberikan simbol kuda untuk kendaraan ? karena pada
masa itu, kendaraan yang dianggap mewah adalah kuda. Memang ada gajah, tetapi
gajah tidak bisa berlari secepat kuda. Konteksnya zaman sekarang adalah, banyak
diantara kita yang gemar bergonta ganti kendaraan dan bahkan mengkoleksinya,
hanya untuk kemewahan, kebanggaan dan kepuasan semata.
Jama’ah sidang Jum’ah rahimakumullah,
Keempat. Melalui ayat ini Allah SWT juga menyebutkan
bahwa sumber kekayaan manusia yang lain adalah hewan ternak serta sawah dan ladang
(ٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِ) Karena keduanya adalah sumber kebutuhan pokok manusia. Lewat
sawah dan ladang, sesungguhnya kehidupan umat manusia dimulai. Sebab dari sana
bertumpu semua tanaman tumbuh menghijau, dari tanah, sawah dan ladang pula
semua kebutuhan pangan kita berasal. Oleh karenanya tentu si pemiliknya adalah orang yang luar biasa,
karena orang lain banyak yang bergantung kepadanya.
Kemudian Allah SWT menutup ayat ini dengan firmanNya :
ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ
عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمََٔابِ
Artinya : Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik.
Akhirnya menutup khutbah ini, marilah kita bersama
mengukuhkan dan meningkatkan kembali rasa kesyukuran kita atas nikmat yang
Allah SWT anugerahkan kepada kita. Berupa rasa senang kepada lain jenis, rasa
senang memiliki kendaraan mewah, rasa senang menikmati keindahan dan senang
pada kehidupan duniawi. Tentu rasa syukur itu harus disertai kesadaran bahwa
keindahan yang kita lihat, kita rasakan dan kita miliki itu hanya bersifat
sementara, dan semua akan kembali kepada Pemilik Asalnya yaitu Allah Azza
Wajalla.
وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ . إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ
اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ
وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ َ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً
وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ . رَبَّناَ
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى
اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
Penulis : Muhammad Nashir Syam
Wakil Sekretaris PCNU
Ketapang