Alasan Mendasar Kenapa Halaqoh Digelar, Ini Jawaban Ketua PCNU Ketapang


NU KETAPANG - Halaqoh NU dan Tantangan Global yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang berjalan sukses. Acara berlangsung di Sekretariat Gedung PCNU Ketapang, Jum'at (17/09) malam.


Tiga Narasumber didatangkan dari Pengurus Wilayah NU Kalimantan Barat. Mereka adalah Drs. KH. Syahrul Yadi, M.Si. Rais Syuriyah PWNU Kalbar. Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalbar ini membahas materi NU dan Pendidikan Islam Ramah.


Pembicara kedua adalah Dr. KH. Wajidi Sayadi, M.Ag. Wakil Rais Syuriyah PWNU Kalbar. Dosen IAIN Pontianak ini membahas materi NU Di Tengah Gerakan Ideologi Transnasional. Kemudian pembicara ketiga adalah Prof. Dr. Ibrahim, MA. Beliau Ketua LTNU PWNU Kalbar dan Dosen IAIN Pontianak, membahas NU Dalam Pusaran Politik Kekuasaan.


Baca juga:


Ketua Tanfidziyah PCNU Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. mengatakan alasan mendasar diselenggarakan Halaqoh adalah bahwa hari ini NU mengahadapi persoalan besar. NU yang mayoritas di negeri ini tantangannya luar biasa. Dampaknya sudah terasa khususnya di Kabupaten Ketapang.


Dilaksanakan kegiatan Halaqoh dan dialog-dialog lainnya diinginkan beliau bagaimana supaya ekstensi NU di Kabupaten Ketapang tidak hanya sekedar dikenal oleh masyarakat atau di media sosial, tetapi juga NU betul-betul bisa menguat dan mengakar kelapisan masyarakat bawah. 


"Oleh karena itu kepemimpinan NU Ketapang hari ini, kegiatan yang kita laksanakan tidak dalam konsep seperti pengerahan masa dengan jumlah yang besar, seperti acara Tabligh Akbar. Biarlah ini menjadi ranah pondok pesantren. Tetapi tugas yang kami lakukan bagaimana melakukan penguatan terhadap sumber daya manusia NU," jelasnya


Baca juga:


Menurutnya, penguatan SDM NU menjadi penting, karena dengan tema besar yang diusung NU dan Tantangan Global yang kemudian dibahas dan sub tema, yakni NU dan Pendidikan Yang Ramah; NU Ditengah Gerakan Ideologi Transnasional; dan terakhir NU Dalam Pusaran Politik Kekuasaan, menjadi urgent untuk dibicarakan.


Pilihan tema dan sub tema di atas menurutnya, bukan tanpa alasan. Pertama,  NU dan Pendidikan Yang Ramah. Bicara dalam lingkup Kabupaten Ketapang bahwa warga NU Ketapang adalah mayoritas, pondok pesantren banyak. Tetapi bersamaan itu pula munculnya gerakan-gerakan pulgar, yang sesungguhnya gerakan itu tidak sejalan dengan fikroh dan harokah NU.


"Ketapang adalah daerah yang berpotensi munculnya gerakan itu. Saya tidak akan buka terlalu jauh, dan cukup kami yang memahami kondisi itu. Tetapi ini adalah sinyal, dan kita harus waspada," ungkapnya.


Baca juga:


Pertanyaan besarnya menurut H. Satuki adalah, bagaimana sesungguhnya penerapan konsep pendidikan Islam sekarang baik di lembaga pendidikan formal atau non formal. Apakah konsep pendidikan Islam, dan yang termasuk di pondok pesantren sudah bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan NU hari ini dan akan datang. 


"Satu hal yang sederhana, tidak semua pondok pesantren mempunyai kurikulum tentang Ahlussunah Wal Jama'ah (Aswaja) An-Nahdliyah. Maka ini jadi PR kita bersama. Jangan sampai nanti lost generation, yakni melahirkan generasi yang tidak berpihak kepada kepentingan NU," katanya. 


Kedua, NU Ditengah Gerakan Ideologi Transnasional. Yang paling penting adalah bagaimana warga NU baik secara jam'iyyah ataupun jama'ah bisa membendung gerakan-gerakan tersebut, paling tidak secara internal sudah melakukan penguatan terhadap kader-kader NU dan jama'ah


Yang terakhir adalah NU Dalam Pusaran Politik Kekuasaan. Selama 32 tahun NU di-marginal-kan oleh penguasa, bahkan sampai di era reformasi. Hari ini telah banyak orang-orang Nahdliyyin yang berada di pusaran kekuasaan. Satu sisi menurutnya telah memberikan keuntungan besar untuk memperhatikan warga NU, walau juga disisi lain menuai banyak kritikan dan cacian. 


"Salah satu keuntungan itu adalah hari ini Pemerintah telah memberikan perhatian besar kepada pondok pesantren. Baru-baru ini Presiden telah menanda tangani Peraturan Presiden No 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren. Tak terkecuali juga di Kabupaten Ketapang ternyata pondok pesantren juga mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Ketapang," jelasnya.


Baca juga:


Itulah yang menjadi alasan-alasan yang mendasar Ketua PCNU Ketapang, kenapa PCNU menggelar Halaqoh. Menurutnya, pengurus NU butuh energi dan suplemen agar tidak berjalan ditempat atau stagnan. 


"Oleh karena penguatan terhadap kader-kader adalah merupakan bagian daripada program prioritas PCNU Kabupaten Ketapang untuk mempersiapkan generasi yang handal, generasi yang betul-betul mempunyai kemampuan tidak saja bidang agama, tetapi juga mampu menguasai bidang-bidang lainnya," 


Halaqoh selain dihadiri Ketua Tanfidziah PCNU Ketapang, hadir juga Ketua PCNU Kabupaten Mempawah H. Kamaludin, M.Pd., Rais Syuriyah PCNU Ketapang KH. Moh. Faisol Maksum, Wakil Rais KH. Abdullah Al-Faqir, Sekretis, jajaran wali ketua, wakil katib, lembaga dan Banom NU Ketapang. (anuk).


Lebih baru Lebih lama
.



.