Kyai Marsudi: Buatlah Konten Yang Kredibel Jelas Kebenaran dan Dalilnya


NU KETAPANG - Konten-konten yang positif akan membuat semua orang membutuhkannya, karena pada dasarnya orang mempunyai hati nurani meminta sebuah kebenaran sejati. Namun tidak sedikit pula orang ingin mendapatkan kebenaran dengan cara-cara negatif. Bahkan dengan cara-cara bohong, hoax dan dholim.


Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. K.H. Marsudi Syuhud, M.A. secara virtual saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Workshop Literasi Media Multiplatform Berwawasan Islam Wasathiyah se Kalimantan di Pontianak, Rabu (24/11).


"Kita membuat mempunyai keinginan, dan keinginan itu ingin diraih yang kemudian melakukan hal-hal yang semaunya sendiri. Sesungguhnya itulah pangkal adanya hoax, konten-konten negatif, dan pangkal adanya membenarkan apa saja," katanya.


Ketua Tanfidziyah PBNU ini mencontohkan pada sebuah benda berupa jambu klotok, misalnya. Orang banyak menyebut jambu klotok itu adalah jambu air. Kalau sudah banyak menyebut itu jambu air, maka akan menjadi jambu air. Bahkan ketika itu sudah mempengaruhi banyak orang walaupun itu salah maka orang yang banyak itu akan terbawa kepada yang salah.


"Disinilah sesungguhnya tugas kita dan kewajiban kita agar menuntun mereka dan membuat masyarakat membaca konten-konten yang jelas dan kredibel, kebenarannya jelas, referensi jelas, dalilnya jelas, sumbernya jelas, bahkan faktanya jelas, inilah yang diinginkan," ujarnya.


Mengutip sebuah ayat, Beliau menjelaskan ketika Allah menyampaikan "Waamma Bini'mati Rabbika Fahaddits". Jika mendapatkan hal-hal yang nikmat, maka ceritakan, ungkapkan, diulis dan publikasikan. 


"Fahaddits adalah fi'il amar, yakni perintah untuk kita menyampaikan hal-hal yang nikmat, konten-konten positif, itu wajib disampaikan, agar semua orang bisa membacanya," jelas Kyai yang pernah terpilih sebagai sosok ulama yang menerima penghargaan Moeslim Choice Award III tahun 2020.


Namun demikian Kyai Marsudi juga mengingatkan, ketika membuat sebuah konten yang baik itupun tidak boleh melebihi sombong dan menjadi riya'. Allah akan marah dengan itu betapapun itu benar apalagi yang hoax. 


"Yang demikian ini menjadi kewajiban kita. Jihad kita hari ini, disini letaknya. Jika dimulai dari MUI pusat sampai ke daerah memperhatikan ini dengan membuat konten yang positif, insyallah konten itu akan membuat positif bagi bangsa dan negara Indonesia," ujarnya.


Workshop Literasi Media Multiplatform diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Republik Indonesia. Kegiatan diikuti sebanyak 60 peserta berasal dari  Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel dan Kaltara, berlangsung dari tanggal 24-26 Nopember 2021.


Acara pembukaan Workshop di Pontianak dihadiri Staf Khusus Menteri Kominfo Prof. Dr  Henri Subiakto, Ketua Komisi Infokum MUI Pusat Mabroer, MS. Sekretaris MUI Kalimantan Barat Dr. Zulkifli, S.Ag., MA. para narasumber dan seluruh peserta. (anuk)

Lebih baru Lebih lama
.



.