Safrudin: Film The Santri Sumber masalahnya adalah NU




NU KETAPANG - Kehebohan tentang film The Santri yang saat ini ramai diperdebatkan para netijen termasuk di Ketapang cukup menjadi perhatian banyak kalangan. Padahal sebelumnya ada beberapa film dan juga sinetron yg bertemakan santri tidak seheboh dan seviral ini. Pernyataan ini disampaikan Syafrudin, S.Pd.I., MM. Wakil Sekretaris Pengurus Cabang NU Ketapang di Group WA NU Ketapang hari ini Rabu (18/9).

“Beberapa film dan sinetron yg ada sebelumnya seperti  Cahaya Cinta Pesantren, Pesantren & Rock n Roll, Kun Anta, Pesantren impian, dan lain sebagainya ternyata juga tidak dipermasalahkan.” Kata Safrudin.

Hebohnya film yang akan diputar serentak 22 oktober 2019 mendatang, menurut Syafrudin, diantaranya adalah karena ada NU-nya. Film The Santri diprakarsai dan diproduksi bekerjasama dengan PBNU dan Kyai Said menjadi executive produser.

“Jika film ini tidak bekerjasama dengan NU, apalagi ada sosok Kiyai Said Aqil kemungkinan tidak akan seheboh ini. Tapi karena NU itu memang seksi dan menarik untuk dihebohkan maka film ini menjadi kontroversi dan perdebatan, walaupun yang ribut sama sama belum menonton filmnya.” Jelas Safrudin.

Menurut Safrudin, Kehebohan "gara gara NU" sebenarnya sudah sering terjadi dan bukan hanya kali ini. Sebelumnya disetiap akhir tahun selalu heboh karena Barisan Ansor Serbaguna melalui dawuh kiyai sepuh diperintahkan untuk membantu petugas keamanan untuk menjaga tempat ibadah saudara kita kaum kristiani.

Hanya saja menurutnya, Sampai akhirnya dibulan Desember 2018 polemik ini agak mereda karena apa? Gus Muwaffiq mengatakan tahun 2018 tidak ada yg menghebohkan Banser jaga gereja karena Pak Prabowo juga mengajak untuk menjaga Gereja.

Pernyataan Wakil Sekretars PCNU Ketapang ini ditanggapi Ust. Iman Setiadi, S.Ag. Wakil Katib PCNU Ketapang agar membiarkan saja, karena dengan banyak yang kontra menurutnya pemasaran film itu akan berjalan dengan baik.

“Biarkan saja, banyak yang kontra dengan film itu, berarti managemen konflik dalam pemasaran film itu telah berjalan dengan baik. Mafhum mukholafahnya telah tercapai. Semakin kontroversi semakin banyak orang yang penasaran untuk melihatnya”. Tutur Ust. Iman Dosen STAI Al-Haudl Ketapang. (NUK)



Lebih baru Lebih lama
.



.