NU KETAPANG - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
(PWNU) Kalimantan Barat H. Hildi Hamid mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pemerintah Kabupaten Ketapang,yang dianggap luar biasa
atas dukungan seluruh kegiatan Nahdlatul Ulama Kabupaten Ketapang, termasuk juga
Kapolres, Dandim, Kajari yang selalu begitu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan PCNU Kabupaten Ketapang.
Pernyataan itu disampaikan Hildi Hamid pada saat memberikan
sambutan pada acara Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten
Ketapang Masa Khidmat 2019-2024 dan Pembukaan Musyawarah Kerja Cabang
(Muskercab) PCNU Ketapang, Senin (4/11) di Pendopo rumah dinas Bupati Ketapang.
Menurut Hildi, Kondisi NU pada saat ini sebagaimana
diketahui, jika melihat di media sosial boleh dikatakan NU menjadi sasaran dan
serangan dari mereka yang tidak senang dengan NU, sehingga ada pihak-pihak tertentu
yang selalu membully dan menyiyir. NU tidak ada benarnya menurut pandangan
mereka. Oleh karena dia berharap kepada pengurus agar mawas diri dan tetap
bersabar.
Mantan Bupati Kabupaten Kayong Utara ini mengatakan, saat
ini begitu besar perhatian Pemerintah terhadap Nahdlatul Ulama, dimulai dengan
lahirnya Kepres tentang Hari Santri Nasional yang merupakan penghormatan kepada
pondok pesantren, kiyai dan santri-santrinya.
Bahkan saat ini menurutnya, tidak hanya penghormatan semata
yang diberikan pemerintah, dengan disahkannya Undang-Undang tentang Pondok
Pesantren ini merupakan suatu penghormatan dan kebahagiaan bagi seluruh pondok
pesantren, baik yang diasuh oleh kader NU maupun lembaga keagamaan lainnya.
“Kami berpesan kepada pengurus, bahwa dengan adanya UU
Pondok Pesantren, tentunya menjadi tugas berat bagi kita, bagaimana kita bisa
membina melaksanakan pendidikan di ponpes yang lebih maju dan berkualitas,
sehingga pendidikan di pondok pesanten tidak hanya menjadi pendidikan yang
dinomor duakan.” Ujar H. Hildi.
Menurut Hildi, dengan lahirnya UU Pesantren membuka peluang,
bahwa pondok pesantren ke depan bisa dibiyai melalui APBN bahkan APBD provinsi
ataupun APBD kabupaten. Oleh karena PWNU Kalimantan Barat akan melakukan
pelatihan kepada pengasuh-pengasuh pondok pesantren dalam mengelola manajemen
pondok pesantren.
“Harapan dari kegiatan pelatihan ini, agar ke depan semua
kegiatan pondok pesantren bisa dikelola dengan profesional dan dapat
dipertanggung jawabkan, termasuk laporan keuangan dari dana bantuan pemerintah.”
Ujarnya.
Ketua PWNU Kalimantan Barat ini merasa bangga dengan sekian
banyak yang dilantik telah besedia menjadi pengurus NU dan mengabdikan diri di
NU. Untuk itu menurutnya, ketika sudah bersedia menjadi pengurus NU tentunya harus
siap dan bersedia pula untuk mengurus organisasi dan menjalankan tugas dan
funsinya masing-masing.
Hildi Hamid juga sangat mengapresiasi dalam hal kegiatan Hari
Santri yang diadakan di Kabupaten Ketapang, dimana dirinya selalu mengikuti dan
membaca pemberitaan di media massa. “Saya juga bangga bahwa di Kabupaten
Ketapang kegiatan ini dipasilitasi pemerintah Kabupaten Ketapang.” Katanya.
PWNU Kalimantan Barat telah meminta kepada Gubernur Kalimantan
Barat berkaitan dengan Hari Santri Nasional (HSN) untuk bisa menghimbau pemerintah
kota/kabupaten agar HSN itu dilaksanakan oleh pemerintah setempat. Karena HSN
tidak seharusnya dilaksanakan dan dimeriahkan oleh NU saja tetapi oleh seluruh
elemin masyarakat, terutama para pengasuh-pengasuh pondok pesantren.
Ketua PWNU Kalimantan Barat mengucapkan selamat kepada seluruh
pengurus yang baru dilantik, mudah-mudahan dapat melaksanakan tugasnya
masing-masing. Karena menurutnya, tantangan saat ini di Kalbar sangat serius
dan menjadi keprihatinan bersama yaitu masalah kemiskinan dan kebodohan.
“Kepada pengurus NU Ketapang masa khidmat sebelumnya, kami
juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas pengabdiannya, mudah-mudahan
menjadi catatan amal ibadah yang akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.” Ujar
H. Hidli Hamid mengakhiri sambutannya. (anuk)