Kiyai Faisol: Tiga Tipe Sosok Pengurus di Organisasi



NU KETAPANG - Rais Syuriyah PCNU Ketapang meminta kepada pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Kendawangan untuk terus berkomitmen dan istiqomah. Bersemangat untuk membesarkan NU, dengan terus menyebarkan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Ungkapan itu disampaikan pada acara silaturrahim dan konsolidasi program PCNU Kabupaten Ketapang di Kecamatan Kendawangan, Sabtu (25/1). Acara kegiatan dilaksanakan di kediaman Ust. Muhammad Yusuf, S.Pd.I., Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Kendawangan. Hadir jajaran pengurusan MWC NU Kendawangan.

Menurut Kiyai Faisol, di organisasi itu ada tipe atau model dalam kepengurusannya. Pertama, dia masuk di kepengurusan. Namun setelah masuk, ia tidak aktif. Diundang ada rapat dan pertemuan kadang hadir, kadang juga tidak. Hanya menumpang nama saja. Masuk di organisasi hanya menjadikan jabatan sebuah kebanggaan.  

Tipe pengurus yang kedua, yaitu mereka yang masuk di organisasi namun belum bisa konsisten dan istiqomah dalam berkhidmat. “Pengurus yang tipe seperti ini memiliki waktu dan semangat di organisasi. Mereka setiap pertemuan dan rapat selalu hadir. Hanya saja mereka ini tidak ada usaha untuk memajukan organisasinya.” Katanya.

Selanjutnya tipe yang ketiga, menurut Kiyai Faisol adalah tipe pengurus yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Pengurus yang seperti ini selalu memikirkan untuk memajukan organisasi. Dirinya betul-betul ikhlas berkhidmat di organisasi. Sosok seperti inilah menurut Kiyai Faisol yang diharapkan dalam kepengurusan NU.

“Tugas NU itu berat, menjadi pengurus NU tidak hanya sekedar menumpang nama saja. Namun perlu sosok pengurus yang bisa berbuat untuk membesarkan NU. Tantangan NU ke depan semakin kompleks  Tantangan yang akan dihadapi NU tidak hanya menyangkut persoalan intren organisasi, tetapi juga persoalan ekstern organisasi.” Jelasnya.

Kiyai Faisol mengajak kepada pengurus MWC agar selalu terus berkhidmat di NU, karena NU bukan organisasi asal dibentuk saja, tetapi NU didirikan oleh para ulama. “Berbuatlah yang terbaik untuk NU, agar keberadaanya bermanfaat dan bisa dirasakan oleh masyarakat. Perkuatlah paham Aswaja dan jangan terpengaruh dari orang-orang yang selalu membid’ahkan amaliyah NU.” Pinta Kiyai Faisol. (ANUK). 


Lebih baru Lebih lama
.



.