PCNU Ketapang Adakan Acara Haul Ke-10 Wafatnya Gus Dur



NU KETAPANG - Dalam sambuatannya Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. pada acara Haul ke-10 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Selasa (31/12) mengatakan, diadakannya Haul ini dikarenakan Gus Dur adalah seorang tokoh sangat fenominal. Kalau ingin mengetahui sepak terjang KH. Hasyim Asy’ari selaku pendiri NU, maka lihatlah Gus Dur.

“Walau tidak persis sama, tetapi Gus Dur mewarisi ilmu kakeknya Mbah Hasyim Ay’ari. Hanya saja tantangan yang dihadapi oleh Gus Dur berbeda dengan tantangan dimasa Mbah Hasyim Ay’ari. Oleh karena itu sikap dan tindakannya itu tentu disesuaikan dengan situasi dengan kondisi pada masa keduanya.” Kata Satuki di hadapan pengurus NU, lembaga, banom dan jama’ah yang hadir pada malam itu.

Acara Haul Gus Dur ke-10 yang baru pertama kali diadakan di Ketapang ini diinisiasi oleh PCNU Ketapang bertempat di halaman Gedung Islamiyah Al-Jihad Mulia Kerta, Benua Kayong Ketapang. Acara Haul disii dengan pembacaan Istighotsah dan tahlil untuk Gus Dur, kemudian dilanjutkan dengan acara Membincangan Sprit Kemanusiaan Gus Dur, dengan menghadirkan pembicara Ust. Iman Setiadi, S.Ag. Wakil Katib PCNU Kabupaten Ketapang.

Menurut Satuki, menjelang peringatan Haul ke-10 Gus Dur dalam Satu dasawarsa, kemaren dikagetkan dengan diketemukannya dokumen berupa anasir-anasir yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu yang memang ingin menggulingkan Gus Dur dari kepemimpinan sebagai Presiden RI yang ke-4. Dokumen yang ditemukan itu disebut Skenario Semut Merah.

Dokumen yang ditemukan tahun 2017 itu oleh seorang jurnalis yang bernama Virdika Rizky Utama. Kemudian diadakan penelitian kurang lebih dua tahun sebelum akhirnya ditulis kedalam sebuah buku berjudul “Menjerat Gus Dur”. “Dokumen itu adalah sebagai skenario untuk menjatuhkan kredibilitas Gus Dur sebagai presiden melalui berbagai upaya termasuk rerkayasa kasus Buloggate dan Brubaigate.” Katanya.

Skenario itu dilakukan oleh kelompok-kelompok dan tokoh-tokoh nasional yang selama ini bicara tentang nasionalisme, religiuitas, dan Islam. Ternyata dibalik pemikiran-pemikiran dan perkataan mereka justru mengandung maksud dan tipu daya, sehingga akhirnya Gus Dur dipaksa untuk dilengserkan secara politis, dengan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar.

Diakhir sambutannya Satuki meminta kepada pengurus yang hadir, untuk sama-sama memperkuat NU Ketapang di bawah kepemimpinannya, agar semua pengurus tetap solid, kompak dan bersatu untuk melaksanakan perjuangan dan khittah NU, baik dalam konteks kebangsaan maupun keagamaan.

Melalui Haul Gus Dur ini,  Ketua NU berharap mudah-mudahan bisa mengambil hikmah dari perjalan hidup dan perjuangan Gus Dur. Sebagai pejuang demokrasi serta komitmennya dengan NU tidak perlu diragukan lagi. “Berbagai hujatan, fitnah bahkan hinaan secara fisik, ternyata tidak lantas mematahkan semangatnya untuk terus membela yang benar.” Kata Satuki. (ANUK).


Lebih baru Lebih lama
.



.