NU KETAPANG - Acara Khataman
Santri Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (GASMI) Pencak Silat Nahdlatul Ulama
Pagar Nusa Kabupaten Ketapang yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Pencak
Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Kabupaten Ketapang, Selasa malam (10/03) di
halaman Gedung Yayasan Islamiyah Al-Jihad, Mulia Kerta, berjalan lancar dan
sukses.
Khataman Pagar
Nusa ini menghadirkan KH. Muhtadi Makmun (Ketua Harian Pencak Dor Pimpinan Pusat GASMI
Pencak Silat NU Pagar Nusa) dari Lirboyo, Jawa Timur. Tampak hadir diacara
itu Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, Waka Polres Ketapang, Kasdim 1203 Ketapang,
Ketua FPI Ketapang, Jajaran pengurus NU, lembaga dan banom NU Ketapang, serta
seluruh anggota Pencak Silat NU Pagar Nusa Kabupaten Ketapang yang dikhatam
sebanyak 63 anggota.
Menurut Herisas,
S.Ag., SH., M.HI., ketua Pimpinan Cabang Pagar Nusa Kabupaten Ketapang dalam
laporannya mengatakan, bahwa hadirnya Pagar Nusa dalam rangka untuk memberikan
kontribusi terhadap perjuangan rakyat Indonesia di dalam mempertahankan
kemerdekaan dan menumpas PKI pada saat itu, adalah merupakan suatu komitmen
bersama para ulama-ulama NU.
“Oleh karenanya
sebagai orang yang ditakdirkan oleh Allah SWT kita sebagai warga Pagar Nusa
tentunya harus tetap berkomitmen, tetap loyal dan tetap berdedikasi bersama para
ulama untuk menjadi benteng bangsa Indonesia ini, walaupun harus bersimbah
darah dan juga bertukar nyawa.” Tegas
Herisas.
Herisas merasa
sangat bangga sekali kepada seluruh anggota Pagar Nusa dan warga NU yang
senantiasa terus semangat berada dibarisan Pagar Nusa. Karena dengan semangat itulah
dapat menumbuhkan kembangkan rasa cinta kepada negeri, dan juga kepada Nahdatul
Ulama. Dengan semangat itu pula akan menjadi kader-kader yang siap di masa
depan untuk memberikan kontribusi terhadap bangsa Indonesia.
“Begitu juga kita
bisa memberikan kontribusi kepada NU dan juga kepada umat Islam, kepada
ulama-ulama kita dalam rangka memperkokoh akidah ahlusunah waljamaah. Kita tidak sekedar siap menjadi pendekar
tetapi juga akan siap menjadi pejuang dengan semangat kesatria persatuan dalam
koridor mengharap ridho Allah SWT dan mengharap berkah daripada ulama-ulama
kita.” Jelas Herisas yang berprofesi sebagai advokat Ketapang.
Sementara Ketua
Dewan Penasihat Pencak Silat Nahdalatul Ulama Pagar Nusa Kabupaten Ketapang M.
Febriadi, S.Sos., M.Si. mengawali sambutannya mengucapkan selamat kepada
seluruh anggota santri Pagar Nusa atas diselenggaraknnya khtaman yang diadakan
oleh Pimpinan Pagar Nusa Kabupaten Ketapang.
Ketua DPRD
Kabupaten Ketapang ini berharap kepada pimpinan Pagar Nusa bisa mengembangkan
untuk terus merekrut para pemuda-pemuda di Kabupaten Ketapang. Bahkan bila
perlu menurutnya, Pagar Nusa harus menyebar dan membentuk kepengurusan di dua
puluh kecamatan, agar nantinya bisa menjadi wadah bagi para pemuda untuk
berlatih bela diri melalui Pagar Nusa.
“Kita harapkan kedepan
pemuda-pemuda yang telah terlatih melalui Pagar Nusa ini untuk bisa mengawal
para ulama, dan terus berkontribusi untuk bangsa ini, menjadi perekat dan
pemersatu khususnya para pemuda di Kabupaten Ketapang. Pada akhirnya juga harapaan
kita Pagar Nusa di Kabupaten Ketapang bisa berkembang dan maju, bisa menjadi
tolak ukur dan barometer bagi daerah lain di luar Kabupaten Ketapang.” Pungkas Sekretaris
Partai Golkar Ketapang ini.
Sementara KH. Muhtadi
Makmun dalam tausiyah singkatnya mengajak dan meminta kepada Pagar Nusa untuk
terus menggelorakan semangat nasionalisme. Sebagai kader Pagar Nusa, kader
GASMI dan sebagai kader Gus Maksum dimana pun berada, harus selalu taat aturan
agama dan aturan negara. “Kenapa kita harus taat aturan negara?” Tanya Kiyai. “Mbah
Hasyim Asy'ari mengatakan, cinta pada tanah air ada sebagian daripada iman,
adalah sebagai bukti cinta kita pada negara.” Katanya.
“Sebagai kader Pagar
Nusa untuk selalu ikut menjaga atau pertahankan keutuhan NKRI. Bagi NU dan
GASMI NKRI adalah harga mati, tidak bisa ditawar tawar lagi. Pagar Nusa agar selalu
menjaga kekompakan kebersamaan, baik sesama anggota maupun dengan komunitas
etnis lintas ormas, lintas agama, lintas suku. Karena Iindonesia adalah
bhinneka tunggal ika berbeda beda tetapi tetap satu jua.” Pinta Kiyai.
Kiyai Muhtadi
juga mengingatkan, agar jangan main hakim sendiri, sekalipun dirasa mampu untuk
bertindak kepada mereka yang melakukan pelanggaran hukum. Lakukan koordinasi
dengan pihak terkait yang diberikan kewenangan oleh negara untuk menyelesaikan.
Jangan terpancing walaupun dipancing pancing, jangan terjebak. Hati-hati dan sabar
dalam situasi apa pun. “Jangan terpancing dan bergerak sendiri-sendiri.” Pinta
Kiyai Muhtadi. (ANUK).