NU KETAPANG - Al-Qur’an adalah kitab suci yang berisi wahyu atau kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Dan al-Qur’an ini
diturunkan tidak dikhususkan kepada bangsa tertentu, seperti kepada bangsa Arab
saja misalnya. Juga tidak dikhususkan kepada suatu kelompok
atau golongan tertentu saja, seperti kepada umat
Islam saja misalnya. Akan tetapi al-Qur’an itu bersifat universal yang diturunkan untuk kepentingan bagi seluruh umat
manusia, dengan berbagai suku, bangsa, dan dan
golongannya. Tujuannya adalah
agar manusia dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
Terkait dengan judul tulisan ini, ada beberapa landasan ayat yang
memperjelas bahwa al-Qur’an merupakan pedoman hidup atau way of life
bagi umat manusia. Di antaranya termaktub dalam surah al-Baqarah :185
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ
ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
“Bulan Ramadhan (adalah) bulan yang
di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)”.
Kemudia termaktub pula dalam surah Al-Isra’ ayat 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ
شِفَآءٞ وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا
خَسَارٗا
“Dan Kami turunkan dari Al Quran
suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al
Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Selanjutnya terdapat pula dalam surah An-Nur ayat 34
وَلَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ ءَايَٰتٖ
مُّبَيِّنَٰتٖ وَمَثَلٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۡ وَمَوۡعِظَةٗ
لِّلۡمُتَّقِينَ
“Dan sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh
dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang
yang bertakwa”.
Berdasarkan beberap firman Allah tersebut, maka setidaknya ada 4 fungsi
al-Qur’an bagi kehidupan umat manusia, yaitu :
1. Al-Qur’an sebagai الهدى atau petunjuk
Dalam
hal ini ada tiga posisi al-Qur’an
yang fungsinya sebagai الهدى atau petunjuk bagi umat manusia, yaitu pertama petunjuk bagi
manusia secara umum, yakni manusia secara keseluruhan. Di sini al-Qur’an
memberikan petunjuk kepada semua manusia bahwa di dalamnya terkandung berbagai
ilmu pengetahuan yang bisa didapatkan oleh mereka, baik ilmu tentang masalah
dunia maupun ilmu tentang alam akhirat.
Kedua
al-Qur’an menjadi petunjuk bagi
orang-orang yang beriman. Bagi orang yang beriman al-Qur’an memberikan petunjuk
tentang wujud Allah dengan segala sifatNya, petunjuk tentang Muhammad SAW
sebagai nabi dan Rasul beserta seluruh ajaran yang dibawanya, dan petunjuk
tentang adanya alam akhirat dan alam ghaib lainnya.
Dan
ketiga petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa. Bagi orang-orang
yang bertakwa al-Qur’an akan menjadi petunjuk agar mereka dapat lebih
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan benar-benar
menjalankan semua perintahNya dan
menjauhi semua laranganNya.
2. Al-Qur’an sebagai الفرقان atau Pemisah
Ini berarti bahwa dengan al-Qur’an, manusia akan dapat membedakan atau
memisahkan antara
yang hak dengan yang batil, antara
yang benar dan yang salah, antara yang halal dengan yang haram, dan lain
sebagainya.
3. Al-Qur’an sebagai الشفاء atau obat
Al-Quran
dapat juga berfungsi sebagai obat dari berbagai penyakit yang ada dalam diri manusia, terutama penyakit batin, seperti tekanan mental atau psikologis, kekacauan
pemikiran, adanya penyakit sombong, angkuh, takabbur, iri hati, dengki dan lain
sebagainya.
4. Al-Qur’an sebagai الموعظة atau nasihat dan pengajaran
Di
dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, dan peringatan bagi umat manusia, terutama bagi mereka yang beriman dan
bertawa kepada Allah SWT. Nasihat dan pengajaran tersebut biasanya berkaitan
dengan sebuah peristiwa atau kejadian-kejadian yang dimuat dalam al-Qur’an agar
bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi manusia saat sekarang maupun yang akan
datang.
Itulah 4 fungsi al-Qur’an bagi kehidupan umat manusia pada umumnya dan umat
Islam pada khusunya, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah di atas. Maka dari
itu dengan fungsi-fungsi terebut, sudah sangat jelas bahwa al-Qur’an merupakan way
of life, yakni menjadi pedoman dalam kehidupan umat manusia yang
menginginkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Dan untuk dapat menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan atau way
of life, maka manusia harus menjalankan prinsip 5 M, yaitu : mengimani,
membaca, memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan.
Manusia perlu beriman terlebih dahulu bahwa Al-Quran merupakan firman atau
kalam Allah yang bersifat mutlak, yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril. Dan harus yakin pula bahwa al-Qur’an dapat
menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Setelah beriman kepada
kebenaran al-Qur’an ini, selanjutnya manusia perlu membaca dan mempelajarinnya
dengan seksama. Langkah berikutnya, manusia harus mampu memahami isi kandungan
al-Qur’an, yang memang di dalamnya termuat berbagai informasi tentang
kebenaran, baik kebenaran terkait dengan kehidupan umat manusia di alam dunia
dan alam akhirat, kebenaran mengenai keberadaan alam semesta sebagai makhluk,
kebenaran tentang kisah atau peristiwa yang diungkap di dalamnya, kebenaran
akan hancurnya alam semesta ini, dan lain sebagainya.
Setelah mengimani, membaca serta mempelajari, dan memahami al-Qur’an,
selanjutnya manusia perlu mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di
dalamnya. Sebab itu semua akan sia-sia, jika manusia tidak mampu mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Dan prinsip “M” terakhir adalah mendakwahkan atau menyampaikan kepada orang
lain. Ini tentu kewajiban kita semua, setelah menjalankan 4 prinsip “M”
sebelumnya. Al-Qur’an yang berisi kalam Allah yang mutlak itu perlu kita
dakwahkan atau kita sampaikan kepada orang lain, agar mereka juga tahu akan
kebenaran dan kemu’jizatan yang terkandungan di dalamnya. Sehingga dengan
demikian, semua kita dapat menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan
untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan kahirat.
Penulis : Drs. H. As'ad Afifi (Wakil Katib PCNU Ketapang)