Ketua NU Ketapang: Kawal dan Sukseskan Pemilukada Ketapang, Jangan Jadi Provokator


NU KETAPANG - Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan DTD (Diklat Terpadu Dasar) Ansor dan Diklatsar (Pendidikan dan Latihan Dasar) Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dan Detasemen Wanita Serbaguna (Denwatser).

"Disaat Ansor dan Banser mendapat cacian dan makian bahkan fitnahan, bersamaan itu pula semakin banyak yang berminat masuk di organisasi Banom NU ini. Saya yakin, bahwa kalian masuk di Banser ini tidak ada yang memaksa dan kalian juga tidak merasa terpaksa." Kata H. Satuki, dalam sambutannya di acara pembukaan DTD dan Diklatsar.

Menurutnya, bahwa keberadaan Banser adalah sebagai kader inti Ansor. Oleh karena itu, ketika menjadi Banser, maka secara otomatis dia juga sebagai Ansor. Tetapi tidak demikian dengan Ansor, bahwa menjadi pengurus Ansor belum tentu menjadi Banser.

Baca juga:

Banser sebagai kader inti Ansor harus memiliki kualifikasi tertentu, disamping dia disiplin, dedikasi yang tinggi, punya ketangguhan, tahan banting, bahkan siap mengawal para ulama kita. "Suatu kemuliaan yang luar biasa tugas itu, karena ulama adalah warisan para nabi. Maka ketika kita mengawal ulama maka sama halnya kita menjaga warisan para nabi." Katanya.

Kepada narasumber dan pelatih, H. Satuki minta agar dalam penyampaian materi, wajib disampaikan tentang Peraturan Organisasi (PO), Peraturan Dasar (PD) dan Peraturan Rumah Tangga (PRT) Ansor, agar jelas hubungan serta tugas dan fungsi Banser, hingga tidak ada dualisme kepemimpinan di Ansor.

Menurutnya, Banser adalah tentaranya Ansor, dan Banser adalah kader militansi Ansor, karena itu Banser harus sami'na wa atho'na kepada pimpinan Ansor. Pun demikian Ansor kepada pengurus NU dan ulamanya, juga harus bersikap yang sama.

"Ketika kita berkhidmat kepada NU, maka insyaallah kita akan tergolong kepada santrinya Mbah Hasyim Asy'ari. Banser harus menjadi pengawal ulama dan penjaga NKRI, jangan biarkan bangsa ini tercabik-cabik." Katanya.

Baca juga:

Sebelum mengakhiri sambutannya, H. Satuki mengingatkan, bahwa tidak lama lagi daerah Ketapang akan menyelenggarakan Pemilukada, ia berharap Ansor dan Banser bisa mengawal pesta demokrasi itu agar berjalan lancar dan sukses. Jika ada isu-isu yang berselebaran dengan membawa isu agama untuk kepentingan tertentu, maka Ansor dan Banser bisa mengantisipasi sedini mungkin agar jangan sampai memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya masyarakat Kabupaten Ketapang.

"Jangan sampai Ansor dan Banser menjadi provokator. kita bersama-sama mengawal Pemilukada ini agar berjalan dengan aman, lancar, sukses dan demokratis. Semoga akan lahir pemimpin-pemimpin yang terbaik, yang berkualitas, reformis, yang mampu menuju ke arah yang lebih baik untuk Kabupaten yang kita cintai ini." Harapnya.

Kegiatan DTD dan Diklatsar diadakan dibawah kendali dan pengawasaan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Ketapang. Diikuti sebanyak 40 peserta, terdiri 33 orang calon anggota Banser dan 7 orang calon Denwatser, yang berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang.

Acara berlangsung dari tanggal 11 s.d 13 September 2020 bertempat di Pondok Pesantren Hidayatullah Muhajirin Sungai Melayu Rayak. Ikut serta mendampingi H. Satuki adalah Wakil Rais Syuriyah KH. Abdullah Al-Faqir, SE, Ust. H. Muhammad Zulkarnain, S.Ag. dan Wakil Ketua H. M. Syafi'ie Huddin, S.Ag. Turut hadir pula Wakil Ketua PW GP Ansor Kalimantan Barat Suryadi dan empat orang pelatih dari wilayah.

Acara pembukaan dihadiri juga Musytasyar PCNU Ketapang H. Farhan, SE, M.Si. Terlihat juga, hadir Camat Sungai Melayu Rayak, Polsek, Kepala Desa Melayu Baru dan Ketua Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Sungai Melayu Rayak berserta jajaran. (anuk).

Lebih baru Lebih lama
.



.