PCNU Ketapang Gelar Workshop Peningkatan Wawasan Kader NU



NU KETAPANG - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang menyelenggarakan Workshop Peningkatan Wawasan Kader Nahdlatul Ulama Kabupaten Ketapang, Sabtu (24/10) malam.


Acara yang diadakan di Sekretariat PCNU Ketapang itu dirangkai dengan Pelantikan Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Ketapang Masa Khidmat 2020-2025.


Pelantikan dihadiri Ketua PW Pergunu Jasmin Haris, S.Pd., M.Pd. beserta empat pengurus wilayah lainnya. Sementara Narasumber Workshop adalah menghadirkan H. Romawi Martin, SE., ME., Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah NU Kalimantan Barat.


Hadir juga Rais Syuriah PCNU Kabupaten Ketapang Drs. KH. Moh. Faisol Maksum, Ketua Tanfidziah Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. Tampak terlihat juga Wakil Rais, KH. Abdullah Al-Faqir, SE., Sekretaris H. Muhammad Zulkarnain beserta jajarannya, para wakil ketua, ketua lembaga, ketua Banom NU beserta anggota dan pengurus.


Baca juga:


Dalam sambutannya mewakili Ketua PCNU Ketapang Herisas, S.Ag., SH., MH.I., Wakil Ketua PCNU Kabupaten Ketapang yang juga sekaligus moderator dalam workshop mengatakan, bahwa diadakannya workshop guna memberikan pokok-pokok pikiran tentang pengembangan wawasan bagi kader NU dalam berbagai konteks kekinian.



Menurut Herisas, Workshop peningkatan wawasan kader ulama akan menjadi urgent dalam suasana hiruk pikuk pemikiran tentang ke-NU-an atau Ahlussunah wal Jama'ah (Aswaja). Lebih-lebih pada hari ini, setiap pemilu apakah pilpres, pileg atau pilkada, kadangkala masih saja diseret-siseret keranah apakah realitas politik Nahdliyyin sesuai dengan konteks ke-Aswaja-an An-Nahdliyyah, atau tidak. 


"Dalam realitas itu, perlu kiranya untuk dibedah secara konkret dan tuntas. Menjadikan sebuah pemikiran bersama, bahwa kader NU berbenturan dengan sosial kemasyarakatan, baik dalam konteks benturan terhadap pemikiran atau tipologi sosial masyarakat yang drastis hari ini perubahannya." Katanya.


Lebih lanjut dikatakan, Masyarakat tipologis masyarakat sosial hari ini dilatarbelakangi berbagai perkembangan politik, ekonomi dan agama. Oleh karena, sebagai kader agar mampu memberikan peran dalam rangka mempertahankan ideologi ke-Aswaja-an An-Nahdliyyah, disamping mentransformasikan pemikiran-pemikiran aqidah Aswaja itu kepada masyarakat luas. 


"Bagaimana juga kita menghadapi serangan-serangan yang dilakukan pihak-pihak luar terhadap ideologi kita. Dan bagaimana juga kita memberikan bantahan argumentatif yang cerdas, sehingga pemikiran kita bisa diakui dan bisa memberikan kemaslahatan kepada masyarakat umum." Jelas Herisas.


Mengahdapi media sosial hari ini, menurut Herisas, mau tidak mau sebagai kader harus bisa mengelola dengan baik dan bijak dengan profesionalisme oleh masing-masing kader. Oleh karenanya, ia berharap kader-kader NU aktif dalam memberikan kontribusi pemikirannya dan dalam konteks mencermati kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa dan beragama.


Baca juga:


Masih banyak kader-kader NU dilevel bawah yang antipati, bahkan terhadap serangan-serangan atau riak-riak pemikiran dan ideologinya oleh kelompok tertentu. Bahkan kalau dilihat, menurut Herisas sangat sedikit kader-kader kita yang mempunyai semangat (ghiroh) secara individualistik untuk melakukan upaya-upaya memberikan argumentatif, melalui media sosial dan sebagainya. 


Kabupaten Ketapang akan melaksanakan pesta demokrasi agenda lima tahunan. Namun ini senantiasa menjadi momok, secara implementatif bisa menyatukan pemikiran kita, namun juga bisa juga membuat fikrah diantara warga. Oleh karena itu bagaimana sesungguhnya peran strategis sebagai kader NU yang justru tidak bisa menafikan, bahwa kepentingan daerah ini adalah merupakan agenda kebatinan dari NU sendiri.


"Perlu kiranya wacana untuk membuka wawasan kita sebagai kader dalam workshop ini untuk menyikapi agenda politik daerah ini dalam suasana kebangsaan, persaudaraan, damai dan aman." Pungkas Herisas. (anuk).


Lebih baru Lebih lama
.



.