Rais Aam PBNU: Ternyata di Ketapang NU-nya Hidup


NU KETAPANG - Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar tidak mengira di Kabupaten Ketapang yang berada di bagian ujung selatan Kalimantan Barat ini adalah sebuah Kabupaten dimana PCNU dengan semua perangkatnya telah hidup. Padahal menurutnya, Ketapang hampir bisa disebut daerah terputus dari pengurus wilayah, dari provinsi bahkan dari Jawa. 


"Bukan terputus sama sekali tapi bisa dikatakan karena perjalanan yang paling mudah dan cepat melalui pesawat," ungkap beliau, saat memberikan penyegaran kepada PCNU Ketapang, Lembaga dan Banom NU pada acara silaturahim di PP. Mambaul Khairat Ketapang, Ahad (27/3) sore.


Ternyata di Ketapang menurut Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini, NU nya hidup dengan penuh semangat jihadnya. 


"Terbukti pada sore ini berkumpul di majelis ini. Kita bisa bertemu dalam rangka menyegarkan sebagaiman disampaikan Rais Syuriyah agar diberikan sebuah energi spiritual. Dan memang disinilah pentingnya  pertemuan semacam ini dengan kita saling mengecas spritual kita," ujarnya.


"Kalimantan Barat yang paling ujung ini ternyata dinamika Jam'iyyah subur apalagi dengan dibangunnya kantor NU dan beberapa MWCNU sudah memiliki sekretariat, luar biasa ini," ungkap pria yang sejak 9 Maret 2022 lalu telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum MUI Pusat.


Pada kesempatan itu beliau mengingatkan kepada seluruh pengurus NU agar adanya ketaatan dalam sebuah organisasi. Dengan ketaatan akan mendapatkan sebuah anugerah. Maka dulu kata Sami'na Wa Atha'na menurutnya menjadi pusaka yang sangat berharga di NU. Sekarang sudah mengalami erosi, penipisan-penipisan Sami'na Wa Atha'na.


"Politik yang berkembang Indonesia terus menggerogoti Sami'na Wa Atha'na ini. Sehingga sering kita dengar dalam ilmu adalah santrinya tapi dalam politik saya adalah lawannya. Lalu bagaimana keberkahan akan didapatkan jika seperti itu?"  ungkapnya.


Dikatakan beliau, Nahdlatul Ulama terus memikirkan bagaimana bisa menata dan meluruskan agar organisasi bisa berjalan dengan baik. Bagaimana Sami'na Wa Atha'na bisa berjalan sebagai ketaatan.


"Lahirkan kembali Sami'na Wa Atha'na itu. Pengurus Besar kalau membuat suatu keputusan hasil rapat, maka PW, PC dan MWC segera melaksanakan. Karena itu maunya muassis," pintanya.


Kurang lebih satu jam pertemuan berlangsung. Pertemuan sore itu dihadiri Rais Syuriyah PCNU Ketapang berserta jajaran Wakil Rais, Ketua Tanfidziah dan jajarannya, ketua dan sekretaris Lembaga dan Banom NU. 


Kerauhan KH. Miftachul Akhyar ke Ketapang dalam rangka memenuhi undangan PP. Mambaul Khairat Ketapang dalam acara Haflatul Ikhtibar dan Wisudawan Wisudawati Program Takhassus. (anuk).


Lebih baru Lebih lama
.



.