Konfercab XII NU Ketapang Meneropong Pemimpin Yang Futuristik di Jaman Millenia



NU KETAPANG - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang sebentar lagi akan mengadakan Konferensi Cabang ke-12 pada tanggal 24-25 Syawal 1440 atau bertepatan tanggal 28-29 Juni 2019 di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Kalinilam Ketapang Kalimantan Barat. Acara ini sebagai ajang pergulatan organisasi untuk mencari sosok pimpinan organisasi masyarakat terbesar di indonesia.

Dalam konferensi itu nantinya dicari sosok pemimpin yang mampu menahkodai organisasi itu sesuai dengan tujuan NU. Tujuan pokok NU sendiri adalah untuk menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sedangkan tujuan turunannya bermacam macam seperti di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan. Di bidang pendidikan menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.

Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat dan mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Organisasi NU dari mulai berdirinya sampai sekarang telah melahirkan banyak tokoh yang menahkodai organisasi sesuai dengan tuntutan dan tantangan pada jamannya. Setiap pemimpin itu punya kelebihan dan keistimewaan untuk memecahkan problematika umat di masanya sebagaimana para Nabi dan Rosul di utus Tuhan pada jaman dahulu.

Nabi Musa di turunkan dengan kemukjizatan yang mampu mengalahkan para tukang sihir Fir'aun. Karena kecenderungan umat pada waktu itu adalah dalam dunia mistis, begitu pula Nabi Isa diturunkan ketika tren ilmu pengobatan memasuki puncak nya sehingga mukjizat yang di berikan pada Nabi Isa harus mampu mengungguli dan tidak mampu dijangkau oleh tekhnik ilmu ketabiban masa itu.

Rosulullah di utus sebagai Nabi akhiruzaman yang masa berlakunya sampai hari kiamat tiba maka mukjizat dari Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an yang mampu untuk menjawab tantangan jaman dengan rasionalitas dan ilmu pengetahuan.

Roisul Akbar Syeikhuna Hasyim As'ary menjadi pemimpin di saat masa revolusi kemerdekaan maka keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada beliau adalah mampu mengentaskan bangsa ini dari kungkungan penjajah dengan fatwa jihad nya.  Penerus beliau yang menonjol adalah Mbah Kiai Abdul Wahab yang mampu menjaga NU ditengah pergulatan tiga ideologi masa itu, yaitu agama, nasionalis dan komunis.

Pemimpin selanjutnya adalah KH. Idham Kholid merupakan tipikal pemimpin yang dikirim Tuhan membawa NU dimasa transisi antara orde lama dan orde baru. Gaya kepemimpinan beliau yang kooperatif mampu menjaga NU dari uforia kekuatan baru Orde baru yang prefentif.

Tongkat estafet selanjutnya di pegang oleh KH.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Beliau mampu menghantarkan NU untuk keluar dari jebakan para politisi NU demi keselamatan NU dari tekanan rezim Soeharto yang mempunyai kekuasaan tidak terbatas dari berbagai lini di indonesia.

Gus Dur dengan manuvernya bisa mengembalikan NU pada trek yang benar melalui wacana Khittah NU 1926. Sehingga walaupun mendapat tekanan dan gangguan yang luar biasa dari penguasa Gus Dur bisa membawa NU kearah yang lebih baik dengan meletakkan secara kokoh demokrasi, menghilangkan sekat sekat primordialisme, menjunjung tinggi kesetaraan warga negara dan menghilangkan sikap diskriminatif yang sudah mengakar di jaman orde baru selama 32 tahun.

Tokoh pemegang estafet kepemimpinan NU kemudian beralih ke tangan KH. Hasyim Muzadi. Seorang tokoh yang terkenal mengikuti faham Gus Dur yang pluralis dan berlatar belakang akademisi kampus. Maka di jaman beliau ini beliau mengajak kepada seluruh elemen NU, elemen bangsa dan dunia untuk menciptakan perdamaian dunia dan membela umat islam di dunia dari rasisme dunia barat, islamphobia di dunia ketika terjadi pembantaian umat islam di bosnia, kosovo dan chehnya.

Langkah selanjutnya adalah melanjutkan ide gagasan dari KH. Ali Ma'shum krapyak yogyakarta untuk menguatkan SDM warga NU dari pendidikan formil menengah sampai perguruan Tinggi. Di jaman beliau inilah akhirnya secara masif mulai ada perbaikan kurikulum sekolah sekolah formal NU untuk bisa setara dengan sekolah negeri dan Muhammadiyah. Latar belakang beliau campuran dari pesantren salaf dan pesantren modern Gontor membuat modernisasi pendidikan NU dari menengah sampai perguruan tinggi sampai pada tahapan lebih baik.

Dengan berpatner bersama para tokoh dunia kampus seperti Prof. Dr. KH. Tholhah Hasan akhirnya perguruan tinggi yang didirikan NU tidak dipandang sebagai perguruan tinggi kelas dua dan dipandang sebelah mata lagi. Hingga muncul lah universitas universitas NU atau UNU di berbagai daerah indonesia.

KH. Said Agil Siroj (SAS) kemudian menjadi suksesor dari Mbah Hasyim Muzadi. Di jaman SAS ini wacana dunia internasional sudah berubah. Jika jaman dahulu konsentrasi dari negara barat itu adalah dengan komunisme Soviet dan China, setelah runtuhnya Soviet otomatis barat berhadapan langsung dengan umat islam. 

Perebutan pengaruh politik dan ideologi di kawasan Asia Pasifik menimbulkan gejolak tersendiri dikalangan umat islam juga mewarnai dunia internasional. Negara barat dan negara timur tengah berfaham wahabi berusaha untuk menanamkan pengaruh ideologi nya di kalangan negara muslim.

Proyek islam radikal dengan produk mereka di impor kemana mana yang sudah meluluh lantakkan negara muslim di Afrika dan timur tengah. Apalagi proxy war yang ada di dunia internasional dalam rangka menanamkan pengaruh kekuasaan di Asia Pasifik sangat kuat.

Dengan memanfaatkan dunia internet mereka berusaha menyuntikkan virus radikal ke umat Islam dan mencoba merubah ideologi Ahlussunah wal jama'ah dengan cara ilfiltrasi ke ormas ormas islam yang ada di indonesia seperti NU dan Muhammadiyah.

KH.Said Agil Siraj yang di dukung oleh para politisi NU dan para kiai Khos yang "weruh sakdurunge winarah" (kasaf) harus menghadapi mereka semua. Akan tetapi Tuhan memang mengirimkan SAS itu sesuai dengan jaman nya .

SAS yang merupakan didikan dari Gus Dur mempunyai wawasan kebangsaan komplit mampu memainkan jurus apik orkresta yang tidak mampu ditebak oleh lawan dan kawan politik nya. Langkah itu ternyata bisa memfilter NU dari susupan orang orang yang ingin menghancurkan NU dari dalam (pembusukan dari dalam) muncul kepermukaan. Sehingga bisa dipilah pilih orang orang susupan di dalam NU dari mulai NU rasa pelangi, NU rasa HTI, NU rasa wahabi, NU rasa syi'ah dan lainnya. Mereka semua kelihatan secara gamblang dan bisa dipancing untuk menunjukkan wujud asli nya yang bertujuan untuk merubah dan meruntuhkan NKRI dengan bentuk khilafah.

Dari berbagai kajian para pemimpin NU di PBNU itu sekarang kita bisa melihat tantangan apa yang dihadapi oleh PCNU Kabupaten Ketapang dimasa yang akan datang.

Meneropong calon nahkoda PCNU kab. Ketapang di masa yang akan datang seharusnya adalah dicari seorang yang "Futuristik di jaman millenia". Bagaimana kriteriannya, paling tidak dia harus mempunyai basic pemahaman agama yang dalam karena NU adalah "Nahdhotul Ulama" (kumpulannya Ulama').

Dan dalam menghadapi dunia millenia yang sekarang ini juga harus di cari sosok yang bisa merangkul semua kalangan, baik kalangan tua, muda, kalangan dari berbagai macam latar belakang dan etnis yang heterogen serta mampu menjawab tantangan jaman dengan punya wawasan yang "Futuristik" (bisa mandang jauh kedepan) demi kemajuan organisasi, kemajuan warga NU atau secara jama'ah dan jam 'iyah. Dia juga tidak terlalu kolot dengan ajaran juga tidak terlalu longgar dengan kebebasan semacam "washathon" (di tengah tengah antara kedua nya) atau fleksibel dalam bersikap.

Punya bekal pendidikan pesantren dan formil yang memadai yang tidak terjebak dalam sikap "keangkuhan intelektual". Faham dengan dunia pendidikan , faham kalangan muda juga, karena lawan dari ahlusunah wal jama'ah itu, sekarang sedang berusaha menanamkan pengaruh pada generasi millenia dengan prinsip bila tidak dapat di gaet orang tua nya maka yang di kejar adalah anak dan cucu nya.

Oleh karena itu harus dicari figur yang bisa diterima ditengah kemajemukan kalangan Nahdiyin, bisa mengayomi, bisa menyelesaikan masalah umat dengan cepat, arif dan bijaksana.

Semoga dengan adanya Konfercab ke-12 PCNU Kabupaten Ketapang bisa memilih seorang nahkoda kapal organisasi yang baik sehingga PCNU Ketapang bisa menjawab tantangan jaman di masa yang akan datang dan mampu menjaga Ahlusunah wal jama'ah serta kokoh nya NKRI seperti tujuan NU.

Penulis: Iman Setiadi
A’wan PCNU Ketapang / Rais Syuriyah MWC NU Muara Pawan

Lebih baru Lebih lama
.



.