Impian Hadirnya Rumah Sakit Islam di Bumi Ale-Ale



NU KETAPANG - Ada ungkapan bahwa sehat itu mahal harganya, sebanyak apa pun uang yang kita miliki, semewah apapun rumah dan mobil yang kita punya dan setinggi apa pun jabatan yang kita emban akan tidak ada artinya bila kita terbaring sakit di rumah sakit.

Seseorang akan merasa nyaman makan sehari hari walau pun dengan makanan yang sederhana dan tidak mewah asalkan dua macam lauk nya yaitu "lapar dan sehat".

Artinya begitu pentingnya kesehatan bagi kehidupan manusia. Tuhan memang terkadang menguji manusia dengan hal yang menyenangkan dan hal hal yang menyedihkan. Diantara ujian yang menyedihkan dari Tuhan adalah bila kita di uji dengan sakit yang menghalangi kita bergerak bebas dan membatasi aktivitas kita karena lemahnya daya tahan tubuh.

Mau tidak mau kita harus istirahat dan ikhtiar dengan berobat untuk menyembuhkan penyakit kita. Pada jaman dahulu orang berobat melalui tabib atau orang pintar . Akan tetapi ketika dunia medis sudah mengalami transformasi yang diawali abad pertengahan seperti yang dilakukan ibnu sina dan kawan kawan, pengobatan sudah mulai menggunakan ilmu tersendiri yang dinamakan "ilmu pengobatan" dan tidak menggunakan sistim primitif lagi melalui air tawar atau dukun.
Baca:  Nuruzzaman: Bentuk NKRI Sudah Final Sebagai Konsensus Para Ulama

Begitu pentingnya ilmu pengobatan hingga imam syafi'i pernah mengatakan bahwa ada dua ilmu yang penting yaitu "ilmu agama (untuk kesehatan rohani) dan ilmu tabib atau kesehatan (untuk kesehatan jasmani).

Roda dunia terus berputar, yang dulu umat islam di abad pertengahan adalah cikal bakal hadirnya pengobatan modern, sekarang umat islam ketinggalan jaman dalam dunia pengobatan. Hampir sebagian besar dokter yang ada bukan orang islam bahkan rumah sakit rumah sakit bergengsi sampai pada klinik klinik kesehatan adalah milik non muslim yang terkadang mengemban dua misi yaitu Glory (agama) dan golden (keuntungan).

Sementara hadirnya puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah masih dianggap kurang memuaskan baik dari segi fasilitas maupun pelayanan. Akhir nya karena terdesak ingin cepat ditangani dan ingin cepat sehat, umat islam pergi ke rumah sakit non muslim dengan berbagai macam karakteristiknya.

Tidak salah dan tidak dilarang memang kita pergi kesana karena kesehatan dan menolong orang itu tidak dibatasi strata sosial, suku atau pun agama. Siapa saja boleh minta pertolongan atau menolong tanpa harus memandang asal usul demi kemanusiaan.

Jika kita umat islam mampu membuat rumah sakit sendiri kenapa kita tidak membuat...?

Disana nanti bisa diterapkan pola pengobatan yang lebih mengandung pendekatan illahi (profesional dalam bertindak menurut standard ilmu pengobatan dan istirja' serta taqarrub pada Tuhan dalam menghadapi ujian).

Oleh karena itu UNSIQ Wonosobo tatkala dahulu membuat fakultas kesehatan juga membuat rumah sakit islam di wonosobo jawa tengah. Kemudian setelah sukses disana mencoba mengembangkan dan mendorong ke daerah lain untuk membuat rumah sakit islam dikalimantan dengan mengajak mempersiapkan kader untuk kearah sana.

Sebuah mimpi indah di bumi ale ale bila mampu membuat rumah sakit islam di Kabupaten Ketapang. Bisa dimulai dengan membuka klinik bersalin islam dahulu sebagai cikal bakal nya dan bila segala aspek kelengkapannya seperti lokasi, peralatan, dana dan SDM nya sudah siap, bisa langsung didirikan dimasa akan datang.

Sehingga dimasa yang akan datang umat islam di bumi ale ale bisa menikmati pelayanan kesehatan yang profesional, santun dan islami.
Semoga mimpi indah ini bisa tercapai di masa akan datang...

Penulis : Iman Setiadi
(Katib PCNU Kabupaten Ketapang)

Lebih baru Lebih lama
.



.