NU KETAPANG - Ikut andil meringankan beban orang tua khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Ketapang menyediakan Wi-Fi gratis bagi anak-anak yang belajar secara daring atau online.
Penyediaan WiFi gratis tersebut diinisiasi oleh Ketua PC GP Ansor Ketapang Abdul Ghofar, S.IP., beralamat di Jl. W.R. Mongonsidi, Gg. Jama'ah, Desa Baru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Tepatnya dikediaman Abdul Ghofar.
Tidak hanya itu, para kader-kader GP Ansor dan Banser Ketapang juga bisa membantu para siswa-siswi yang kesulitan dalam mengoperasikan perangkat media bagi yang belum terbiasa belajar secara daring tersebut.
Baca juga:
Saat dimintai keterangan melalui akun WhatsApp pribadinya, Ketua GP Ansor Kabupaten Ketapang mengatakan, bahwa saat diskusi dirinya bersama sejumlah sahabat-sahabat dari jajaran pengurus dan kader-kader GP Ansor Kabupaten Ketapang, tentang problematika pendidikan dari perkotaan hingga pedesaan saat ini menjadi hangat diperbincangkan oleh kalangan masyarakat.
"Masalah itu juga dirasakan para orangtua murid dengan adanya pemberlakuan model pembelajaran secara daring. Hingga kami berkesimpulan, bahwa problem pendidikan saat ini adalah soal mahalnya biaya pendidikan dan kurang efektifnya belajar online. Tutur Ghofar, Selasa (11/8).
Ditambahkan Ghofar, maka untuk menindaklanjuti problem pendidikan tersebut, usaha yang dilakukan dirinya antara lain adalah memberikan fasilitas WiFi Gratis. Kemudian turut serta membimbing siswa-siswi dalam proses belajar-mengajar secara daring.
GP Ansor Kabupaten Ketapang berharap, dengan adanya pengadaan Wi-Fi Gratis itu setidaknya bisa menjadi contoh baik bagi masyarakat yang mampu untuk bisa berbuat yang sama yaitu menyediakan Wi-Fi secara gratis kepada siswa-siswi yang sangat membutuhkan.
"Tidak perlu khawatir jika Wi-Fi Gratis dianggap akan membawa dampak negatif bagi anak. WiFi ini hanya aktif pada jam sekolah, apabila sudah selesai kegiatan belajar, maka otomatis jaringan internet WiFi akan mati. Sehingga tidak bisa diakses untuk membuka hal-hal di luar pendidikan anak," pungkasnya. (Fachri).