NU KETAPANG - Mengawali sambutan pada acara penutupan Pembaretan Ke-IV Banser NU Ketapang, Ketua Tanfidziyah PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kabupaten Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. mengucapkan selamat dan mengapresiasi kepada seluruh panitia dan peserta pembaretan Banser Ketapang atas terselenggaranya acara pembaretan dengan lancar dan sukses.
"Khusus kepada peserta saya juga ucapkan selamat. Mudah-mudahan dengan pembaretan ini akan semakin meneguhkan militansi dan karakter Ansor dan Banser yang siap mengawal tugas-tugas yang sangat mulia sesuai dengan tupoksi Banser." Katanya.
Pada kesempatan itu juga, Ketua Tanfidziyah meminta kepada seluruh pimpinan Ansor dan Banser Ketapang untuk selalu memperhatikan dan memahami serta melaksanakan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) organisasi.
Bahwa Ansor dan Banser mempunyai tugas dan fungsi, Pertama, mengawal kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan, khususnya yang diadakan oleh Nahdaltul Ulama. "Tentu menjadi tugas kalian bagaimana kegiatan itu bisa dikawal dan diamankan sehingga kegiatan bisa berjalan dengan lancar dan sukses." Katanya.
Baca juga:
Kedua, harus menjaga keamanan lingkungan dimana pun berada. Banser harus hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat dalam rangka untuk menjaga keamanan kondusifitas masyarakat sekitarnya dimana berada. Sangat lucu jika kemudian dilingkungannya tidak aman dan kondusif. Ada begal, pencuri, perampok dan kemaksiatan lainnya dibiarkan.
Maka, menurut Satuki, menjadi tugas dan tanggung jawab Banser. Diminta atau tidak diminta Banser harus siap untuk mengamankan daerahnya. Sehingga kehadiran Ansor dan Banser dirasakan oleh masyarakat.
"Dalam bertindak koordinasikan dengan pimpinan Ansor, untuk selanjutnya berkoordinasi dengan pihak keamanan. Jika di kecamatan dengan Kapolsek, begitu juga di tingkat cabang dikoordinasikan dengan Kapolres. Sehingga Ansor dan Banser bisa menjadi mitra polisi untuk menjaga keamanan." Jelasnya.
Ketiga, kewajiban membela negara. Bahwa membela negara adalah sebuah kewajiban, sehingga selalu menjadi slogan dengan kata-kata, Siapa kita - NU; Pancasila - Jaya; NKRI - Harga Mati. "Makna Pancasila -Jaya dan NKRI - harga mati tidak hanya sekedar simbolistik tapi harus diimplementasikan warga kita, bahwa darah kita adalah Indonesia, NKRI tidak bisa ditawar-tawar lagi dan Pancasila adalah final." Imbuhnya.
Dalam konsisi apapun, menurut Ketua Tanfidziah, Banser harus siap. Mungkin saja dalam kondisi kini tidak ada lagi perang melawan kolonial Belanda, tetapi tugas dan tanggung jawab Banser diwujudkan bagaimana keikutsertaannya alam rangka untuk pembangunan negara ini. Banser harus menunjukkan jati dirinya sebagai pemuda dan pengawal NKRI dari ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam.
"Maka tugas Banser menjaga keamanan dan siap membela untuk kepentingan daerah dan kepentingan negara. Jangan justru Ansor dan Banser ikut-ikutan jadi provokator. Menyebarkan berita-berita hoax dan fitnah yang ingin memecah belah keutuhan masyarakat Ketapang atau Indonesia pada umumnya." Pinta Satuki mengakhiri sambutannya.
Selanjutnya, Ketua Tanfidziyah PCNU Ketapang, mengadakan pemasangan baret kepada tiga perwakilan anggota Banser, usai pembai'atan oleh Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Ketapang Drs. KH. Moh. Faisol Maksum. Kemudian dilanjutkan penyiraman air kepada seluruh anggota Banser.
Pembaretan Banser ke-IV Banser Ketapang dilaksanakan selama dua hari. Diikuti 40 peserta dari beberapa kecamatan yang sudah pernah mengikuti Diklatsar Banser Ketapang. Acara penutupan selain dihadiri Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziah, juga hadir Herisas, S.Ag., SH., M.HI. Wakil Ketua Tanfidziah bidang pengembangan SDM NU Ketapang dan Pimpinan Cabang GP. Ansor Kabupaten Ketapang. (anuk).