Peringati Harlah ke-101, PCNU Ketapang Gelar Tasyakuran


NU KETAPANG - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang mengadakan tasyakuran dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama, tepat pada hari lahirnya 16 Rajab 1445 Hijriah bertepatan pada hari Minggu tanggal 28 Januari 2024 Masehi.


Tasyakuran Harlah ke-101 berdasarkan perhitungan hijriyah ini digelar di lantai 3 Gedung Bintang 9 NU Ketapang, dihadiri Rais Syuriyah, Ketua Tanfidziah berserta jajarannya, pengurus lembaga dan seluruh Banom NU Ketapang, para pengurus MWCNU Delta Pawan dan Benua Kayong serta undangan lainnya.


Ketua PCNU Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si. mengatakan hadirnya NU tidak hanya untuk orang Islam Indonesia saja, dan tidak juga hanya untuk bangsa dan negara Indonesia, tetapi hari ini NU telah hadir di Eropa, Timur Tengah dan belahan dunia lainnya. Oleh karenanya ia meminta untuk disyukuri, terus merawat dan menjaga NU.


"Kita juga bersyukur di Ketapang hari ini masyarakatnya sudah banyak yang mulai mencintai Nahdlatul Ulama, bahkan tidak segan-segan menjadi pengurus NU, menjadi pengurus Lembaga NU, menjadi pimpinan Badan Otonom NU. Bahkan yang tak sempat jadi Pengurus, mereka jadi warga NU," kata Satuki dalam sambutannya.



Menurut Satuki, kalau dulu orang takut-takut menyatakan dirinya sebagai orang NU, tetapi hari ini semua elemen, semua kalangan bahkan para pejabat sudah tidak takut-takut lagi menyatakan dirinya sebagai orang NU. 


Karena NU semakin besar, maka ia mengajak kepada semua pengurus NU, semua pengurus lembaga NU, Banom NU untuk meningkatkan kapasitas diri, untuk sama-sama meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) warga NU.


"Kita jangan merasa puas dengan apa yang sudah kita capai. Jangan merasa puas dengan kemampuan yang sudah kita miliki. Karena apa, karena tantangan zaman didepan kita semakin berat," ungkapnya 


Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan zaman yang semakin cepat itu maka menurut Satuki tidak ada pilihan, kecuali harus didukung dengan SDM yang berkualitas. Tanpa didukung dengan SDM yang berkualitas ia khawatir akan tertindas dan tergilas oleh kemajuan dan perubahan zaman. 


"Oleh karena itu saya mengajak di forum terhormat ini, di momentum Harlah ke-101 NU, kita sama-sama membenahi kualitas diri, yang lembaga dan badan otonom semakin ditingkatkan kapasitas dalam berorganisasi," pintanya.



Hal itu menurut Satuki, supaya bisa menjadi manusia-manusia unggul dan berdaya saing dengan dunia luar, maka pendidikan harus terus didorong agar semakin meningkat kualitasnya, baik yang ada di pendidikan formal maupun non formal, pondok pesantren, madrasah-madrasah, TPQ dan pendidikan lainnya. 


"Karena hanya melalui pendidikan, anak-anak kita akan memiliki SDM yang semakin berkualitas dan berdaya saing dikemudian hari," katanya.


Sementara Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Ketapang Drs. KH. Moh. Faisol Maksum dalam Iftitahnya mengatakan sejalan dengan tema yang diusung pada Harlah ke-101 NU, yakni "Memacu Kinerja Mengawal Kemenangan Indonesia", maka untuk menuju Indonesia emas pada tahun 2045, NU harus terus memacu kinerja organisasinya.


Untuk memacu kinerja organisasi menurutnya maka kuncinya adalah untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dan harus tetap solid. "Organisasi ini bisa maju kuncinya adalah menjaga persatuan dan kesatuan, kemudian ta'atilah ulama dan aturan organisasi, maka kita akan mencapai tujuan yang akan kita cita-citakan," katanya.



Kyai Faisol juga mengingatkan, dengan arus derasnya informasi di media sosial dan sebagainya, maka ketika ada orang lain mengajak baik maka ia pun baik, dan ketika orang lain mengajak dzolim maka iapun dzolim. 


"Jangan seperti itu. Tapi punyalah prinsip dalam menyikapi persoalan. Prinsipnya apa, kata Nabi, kalau orang mengajak kita baik ikutlah baik, tapi orang mengajak kedzaliman, kita tetap berbuat baik," pintanya.


Pada kesempatan itu pula, Kyai Faisol mengatakan dengan situasi politik pada Pemilu yang semakin dekat, ia mengajak untuk menjaga persatuan. Ia meminta jangan sampai mengorbankan gara-gara kontestasi politik dengan pilihan politik yang berbeda.


"Jangan jadikan politik itu adalah tujuan yang terlahir, tapi kesatuan persatuan yang perlu kita jaga. Karena Mbah Hasyim dan muassis lainnya mengedepankan kepentingan ukhuwah dalam mengahadapi situasi, bahkan sangat megecam terjadinya perpecahan," pungkasnya.


Tasyakuran diisi dengan Istighosah, tahlil dan do'a. Kemudian dirangkai dengan memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Hadir sebagai penceramah Wakil Rais Syuriah PCNU Ketapang KH. Jema'ie Makmur. Setelah pembacaan do'a, acara ditutup dengan pemotongan tumpeng Harlah NU ke-101. (anuk).

Lebih baru Lebih lama
.



.